"Jangan ada pihak-pihak yang mengail ikan di air keruh, melakukan manuver politik di atas kedukaan masyarakat," kata Ketua DPP PDIP Hendrawan Supratikno, Minggu (13/5/2018).
Hendrawan berharap, elite politik tak mengeluarkan pernyataan atau sikap yang memicu situasi memanas. Aksi terorisme yang belakangan terjadi ini agar tidak menjadi bahan untuk saling menuding.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemberantasan terorisme membutuhkan dan mensyaratkan partisipasi dan kerja sama semua pihak. Dari para elite politik diharapkan sikap kenegarawanan, tidak mengobral ujaran kebencian atau kedongkolan, tidak memanas-manasi rakyat dengan bahasa dan diksi permusuhan," ujar anggota DPR yang duduk di Komisi XI itu.
"Dalam kondisi seperti sekarang, seyogyanya kita menyatukan tekad dan langkah untuk memberantas terorisme sampai ke akar-akarnya, dari hulu sampai hilir," imbuh Hendrawan.
Kontroversi ini bermula dari tweet berseri Fadli soal teror bom di Surabaya lewat akun Twitter pribadinya @fadlizon pada Minggu (13/5) pagi. Dari tujuh tweet yang ia unggah, salah satu yang paling ramai ialah ketika Fadli mengaitkan aksi terorisme dengan kelemahan kepemimpinan.
"Terorisme biasanya bkembang di negara yg lemah pemimpinnya, mudah diintervensi, byk kemiskinan n ketimpangan dan ketidakadilan yg nyata," cuit Fadli.
Banyak netizen yang memprotes tweet Fadli itu. Tercatat, setidaknya ada 7.700 cuitan yang membalas tweet tersebut.
Saksikan video tentang "cuitan Fadli Zon soal teror di Surabaya bikin geram": (tsa/ams)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini