"Kejadian ini juga mengganggu kerukunan umat beragama di Indonesia. Tak ada satupun agama yang mengajarkan untuk aksi terorisme, saling menyakiti, atau bahkan membunuh sesama manusia," ujar Taufik di Jakarta, Minggu (13/5/2018).
Seperti diketahui, pada hari ini teror bom terjadi di Gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya Utara, Gereja Kristen Indonesia di Jalan Diponegoro 146, dan Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuna.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Taufik meminta agar seluruh aparat penegak hukum segera menyelidiki dan mengusut tuntas jaringan pelaku pengeboman. Ia juga menyarankan aparat memberikan hukum seberat-beratnya kepada dalang teror bom Surabaya.
"Saya mendorong aparat penegak hukum untuk meningkatkan pengamanan di titik-titik yang dinilai rawan. Saya juga mendorong Badan Intelijen Negara (BIN) dan aparat kepolisian untuk mencari dan menangkal rencana-rencana aksi terorisme sehingga kejadian-kejadian yang bisa menyebabkan jatuhnya korban dapat dicegah," kata Taufik.
Ia pun berpesan kepada Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sebagai pemangku kepentingan untuk mengatasi masalah terorisme, harus lebih aktif dan tegas mengantisipasi pergerakan terorisme. Selain peran dari aparat, lanjutnya, masyarakat juga bisa proaktif melaporkan kepada aparat jika ada aktivitas mencurigakan di lingkungan sekitar.
"Saya menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga 9 orang yang telah menjadi korban dan kepada 40 orang yang luka-luka. Saya berharap pihak terkait segera menangani dan melakukan langkah terbaik agar korban dapat segera pulih," katanya.
Taufik turut memberikan pesan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak menyebarkan gambar atau video kejadian teror bom Surabaya.
"Karena ini juga dapat menyebarkan teror kepada masyarakat lain dan membuat teroris senang dan merasa aksinya berhasil," tegasnya. (idr/idr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini