Di IFSC World Cup di Chongqing, China, yang berakhir pada Minggu (6/5/2018) malam, Aries Susanti Rahayu atau akrab dipanggil Ayu di lingkungan keluarganya, menyumbangkan medali emas untuk nomor speed world record. Di babak final, ia mengalahkan Elena Timofeeva dari Rusia dengan catatan waktu 7,51 detik berbanding 9,01 detik.
Minggu malam lalu sekitar pukul 23.00 WIB, telepon seluler ibunda Ayu, Maryati (46) berbunyi. Rupanya ada panggilan masuk dari China. "Bu, Alhamdulilah aku juara. Matur nuwun (terimakasih) doanya," ungkap Maryati menirukan suara anaknya saat itu.
![]() |
Maryati menangis sejadi-jadinya. Tangisan haru pecah memenuhi rumah petani sederhana yang tinggal di dekat hutan di Taruman, Klambu, tersebut. Hanya kalimat singkat yang diucapkan Maryati kepada sang juara. "Selamat ya. Alhamdulilah."
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahasiswi semester 4 Universitas Muhammadiyah Semarang itu memang selalu rutin berkomunikasi dengan kedua orang tuanya selama mengikuti kejuaraan maupun ketika berada di mes latihan Yogyakarta.
Ayahanda Ayu, S Sanjaya (55), bangga dengan prestasi anak bungsunya itu. Sanjaya yang bekerja di Surabaya, segera pulang kampung demi bisa berbagi kegembiraan bersama keluarga. "Mungkin pertengahan Ramadan, Ayu baru bisa pulang ke rumah," ucap Sanjaya.
![]() |
Apa yang didapat Ayu, kata dia, adalah anugerah dan buah kerja keras. Sedari kecil, Ayu senang berolahraga, selain memiliki kegemaran memanjat pohon. "Senang manjat-manjat pohon. Khawatir, iya. Saya hanya pesan, yang penting hati-hati. Biar tidak jatuh," kenangnya.
Bakat gadis kelahiran 21 Maret 1995 itu mulai terlihat ketika duduk di bangku SMP 1 Grobogan. Suparjo, guru olahraganya waktu SMP, melihat potensi besar Ayu di bidang atleytik dan panjat tebing.
![]() |
"Kemampuan atletiknya bagus. Saya dan Pak Yuli, sesama guru olahraga, ikut mengarahkan agar Ayu berlatih panjat tebing. Dasar atletiknya sudah bagus. Itu amat menunjang kemampuan Ayu memanjat," kata Suparjo saat bertandang di rumah Ayu.
Benar saja, Ayu berprestasi di bidang ateltik dan panjat tebing. Di rumahnya, ada sekitar 41 penghargaan baik atletik, maupun panjat tebing. Puluhan medali disimpan di bawah kaca meja. Sejumlah piala juga menghiasi ruang tamu rumah orang tuanya. (mbr/mbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini