Dilarang Main Sinetron, Deddy Mizwar akan Gugat KPI

Pilgub Jabar 2018

Dilarang Main Sinetron, Deddy Mizwar akan Gugat KPI

Mochamad Solehudin - detikNews
Jumat, 11 Mei 2018 11:28 WIB
Foto: Mochamad Solehudin
Bandung - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melarang lembaga penyiaran menampilkan pasangan calon kepala daerah dalam programnya, termasuk sinetron. Calon gubernur Jabar Deddy Mizwar akan menggugat Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) terkait larangan tersebut.

"Kita akan layangkan somasi untuk KPI, bahkan kalau tidak dicabut edaran tersebut maka kita akan tindak lanjut pada gugatan ke PTUN," kata Deddy dalam siaran pers yang diterima, Jumat (11/5/2018).

Seperti diketahui KPI mengeluarkan surat edaran larangan bagi calon kepala daerah yang maju pilkada 2018 dilarang melakukan kampanye melalui seni drama, sinetron, maupun seni peran lainnya di layar televisi. Larangan tersebut dikeluarkan KPI dalam surat edaran Nomor 68 tahun 2018.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini sangat memprihatinkan, larangan itu sangat tendensius, dan itu terkesan ada agenda setting dan dipolitisir, jangan-jangan ditunggangi nih," ujarnya.

Deddy mencium aroma politik dibalik aturan KPI tersebut. Apalagi pihaknya juga mendapat informasi bahwa larangan yang dikeluarkan KPI itu sengaja diarahkan kepadanya.

"Ini sangat tendensius dan informasinya larangan itu ditujukan untuk menghantam saya. Tidak menutup kemungkinan itu dipesan pihak-pihak tertentu. Tapi untuk kepastiannya sedang kita telusuri," katanya.

Deddy melanjutkan pihaknya telah bertemu dengan KPU pusat dan mengonfirmasi masalah ini. Dari hasil pertemuan itu diketahui bahwa larangan itu merupakan kesepakatan bersama antara KPI, Bawaslu, KPU dan Dewan Pers.

Namun, tambah Deddy, dalam kesepakatan empat lembaga itu tidak disinggung masalah penayangan sinetron. "Jadi larangan itu adalah penafsiran dari KPI dan tidak menyentuh pada hal kesepakatan (antara KPU, Bawaslu, KPI dan Dewan Pers)," ujarnya.

Dia mengaku, akan tampil dalam sebuah sinetron berjudul 'Cuma Di Sini' yang tayang pada bulan Ramdan nanti. Deddy menjamin tidak ada muatan politik dalam sinetron terbarunya tersebut.

"Sinetron religi ini kan memang rutin ditayangkan setiap tahun dan profesi saya memang aktor, bukan orang yang sengaja mencari popularitas melalui tayangan film. Bahkan di sinetron itu pun tidak ada hal-hal menyangkut kampanye politik, tapi justru di sana ada syiar islam dan edukasi bagi masyarakat," ujar Deddy. (ern/ern)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads