Kenapa Penanganan Rusuh Mako Brimob Lama?

Kenapa Penanganan Rusuh Mako Brimob Lama?

Danu Damarjati - detikNews
Rabu, 09 Mei 2018 20:24 WIB
Foto ilustrasi: Markas Korps Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat. (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta - Waktu 24 jam berlalu, tapi kerusuhan di Markas Korps Brimob belum juga bisa ditangani polisi. Seorang anggota Polri bahkan masih disandera. Kenapa lama sekali?

Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane kepada detikcom, Rabu (9/5/2018), menilai polisi terlalu lambat dalam bereaksi.

"Peristiwa ini berawal dari jam 16.00 WIB, Selasa (8/5) kemarin. Baru puncaknya pada 19.30 WIB. Sayangnya polisi tidak cepat tanggap dalam bekerja, padahal banyak personel Brimob di sana," kata Neta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itulah penyebab penyanderaan ini tidak kunjung usai. Padahal, bila ditangani sejak dini, yakni sejak gejala awal sore kemarin, penanganan tidak akan banyak memakan waktu dan korban nyawa.

"Akhir-akhir ini polisi tidak profesional, tidak tanggap, dan tidak peka," ujar Neta.

Ketidakpekaan polisi, dinilai Neta, dipengaruhi kebiasaan buruk dalam menangani tahanan di Mako Brimob. Kebiasaan buruk oknum aparat yang dia maksud adalah menerima uang sogokan dari narapidana supaya narapidana bisa memegang ponsel.

"Akibat persoalan uang dan bayar-membayar oleh oknum ini, kepekaan mereka jadi rendah dan toleransi jadi kelewat tinggi. Padahal mereka berhadapan dengan tahanan teroris," ujarnya.

Mentalitas para aparat perlu diperbaiki supaya kebal dari sogokan. "Napi-napi di sana sering ngasih duit. Buktinya ponsel masuk. Kalau nggak ngasih duit, nggak mungkin ponsel masuk," kata dia.

Kerusuhan di Mako Brimob ini mencapai puncak pada Selasa (8/5) pukul 19.30 WIB kemarin. Lima polisi dan satu tahanan kasus terorisme tewas akibat kerusuhan ini. Terjadi pula penyanderaan di tahanan Mako Brimob itu. Yang disandera adalah anggota Densus 88 Brigadir Kepala Iwan Sarjana.



Hampir 24 jam berlalu, bagaimana suasana Mako Brimob? Tonton videonya:


[Gambas:Video 20detik]

(dnu/iy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads