"Kita masih upayakan terus, semaksimal mungkin," kata Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, sekitar pukul 17.45 WIB, Rabu (9/5/2018).
Polri masih terus bernegosiasi dengan para tahanan yang menyandera seorang anggota kepolisian. Sementara itu sudah ada 5 polisi gugur dan 1 tahanan teroris tewas dalam kerusuhan ini. Polisi siap memakai senjata jika negosiasi gagal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Operasi Senyap Penggerebekan Doktor Azahari
Doktor Azahari tewas dalam penggerebekan pada tahun 2005. Dia bersama kawanannya digerebek di sebuah rumah yang terletak di Perumahan Flamboyan, Malang, Jawa Timur, Rabu (9/11/2005).
Kabar penyergapan itu diawali dengan informasi tewasnya Azahari pada Rabu sore itu. Rupanya penyergapan masih dilakukan.
Sempat ada baku tembak antara teroris dengan Densus 88. Aparat pun dilempari 11 bom oleh para teroris.
Berdasarkan catatan detikcom waktu itu, sekitar pukul 20.30 WIB saat itu polisi mengonfirmasi ada 3 jenazah di TKP. Salah satunya belakangan diketahui sebagai Azahari.
Sekitar 6 Jam untuk Lumpuhkan Noordin M Top
Teroris yang sempat buron selama 9 tahun, Noordin M Top, tewas setelah dikepung aparat pada tahun 2009. Noordin tewas di kamar mandi rumah persembunyiaannya akibat ledakan yang dipicu senjata aparat.
Pengepungan terhadap Noordin diawali dengan penangkapan terhadap Rahmat Uji Prabowo alias Bejo di Pasar Gading Solo pukul 10.30 WIB, Rabu, 16 September 2009. Polisi menginterogasinya dan kemudian pada pukul 15.00 WIB menangkap Supono alias Kedu.
Dari dua orang tersebut kemudian diperoleh informasi ada 4 orang pelaku teroris yang berada di salah satu rumah di kampung Kepuh Sari, Solo. Salah satu teroris yang dimaksud adalah Noordin M Top. Rumah tersebut diketahui milik Susilo alias Adib.
Berdasarkan catatan detikcom saat itu, pukul 22.30 WIB, aparat mengevakuasi warga untuk bergeser dari lokasi. Pukul 24.00 WIB, Densus 88 mendobrak pintu rumah yang jadi sasaran. Densus 88 lalu disambut rentetan tembakan.
Setelah diberi peringatan berkali-kali, Densus 88 mulai membalas tembakan sehingga terjadi baku tembak. Hingga sebuah motor yang berada di dalam rumah terbakar. Noordin cs pun saat itu langsung menyelamatkan diri dengan berlindung di sebuah kamar mandi.
Antara pukul 05.00 WIB-06.00 WIB, Noordin cs berhasil dilumpuhkan. Noordin tewas akibat ledakan. Gembong teroris itu tewas bersama 3 rekannya, Bagus Budi Santoso alias Urwah, Aryo Sudarso alias Aji, dan Hadi Susilo alias Adib.
Tewasnya Noordin hampir mirip dengan rekannya sesama alumnus Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Dr Azahari. Azahari yang ahli merakit bom itu tewas dalam sebuah penggerebekan di Malang, Jawa Timur, pada 9 November 2005.
Bersama Azahari, teroris yang dihargai Rp 1 miliar itu ditengarai menjadi otak serangkaian pengeboman di Indonesia yang menewaskan ratusan korban. Keduanya mendalangi aksi Bom Bali I (2002), bom Hotel JW Marriott, Jakarta (2003), bom Kedutaan Australia (2004), dan Bom Bali II (2005).
9 Jam Penggerebekan Teroris di Malam Tahun Baru 2014
Malam pergantian tahun ke 2014 diwarnai peristiwa baku tembak di Ciputat, Tangerang Selatan, Banten. Sebelumnya penggerebekan ini disebut yang terlama di Indonesia karena berlangsung sekitar 9 jam.
Penggerebekan dimulai sekitar pukul 21.00 WIB, Selasa (31/12/2013). Hingga pukul 05.00 WIB, Rabu (1/1/2014) terdengar suara tembakan terakhir dan pukul 06.30 WIB para teroris itu berhasil dilumpuhkan.
Ada 3 teroris yang dilumpuhkan dalam penggerebekan ini. Salah satunya berjuluk Dayat 'Kacamata'.
Ada uang Rp 200 juta yang didapat di rumah persembunyian teroris itu. Uang ini merupakan hasil perampokan ATM BRI di Tangerang.
Selain itu, petugas juga menemukan sejumlah bom rakitan, 6 pucuk senjata api yang terdiri dari 5 pucuk FN dan 1 pucuk revolver, serta 4 unit motor.
21 Menit Penanganan Bom Thamrin
Aksi pengeboman terjadi di Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, pada awal 2016. Dalam waktu sekitar 21 menit, aksi itu berhasil ditangani.
![]() |
Peristiwa bermula saat ada ledakan di Starbucks Coffee, Jl MH Thamrin, pukul 10.45 WIB, Kamis (14/1/2016). Selang 20 detik kemudian terjadi ledakan kedua di pos polisi depan Sarinah.
Pukul 10.55 WIB, datang anggota kepolisian lagi untuk memperkuat pengamanan. Di kerumunan ada dua terduga pelaku bernama Afif alias Sunakim dan M Ali sudah jalan dari arah Starbucks.
Di kerumunan itu pelaku melakukan penembakan. Setelah itu terjadi baku tembak, semua masyarakat menghindar dan lokasi kosong.
Hingga akhirnya pukul 11.06 WIB setelah terjadi baku tembak sekitar 10 menit, pelaku berhasil dilumpuhkan. Setelah itu kondisi sudah bisa dikuasai oleh kepolisian. Dilakukan penyisiran sesuai ketentuan yang berlaku mulai pukul 12.00 WIB - 15.00 WIB.
Baku Tembak dengan Santoso Hanya Sekitar 1 Jam
Teroris paling dicari di Indonesia, Santoso, akhirnya tewas kena timah panas Satgas Tinombala pada 2016 lalu.
detikcom mendapatkan kronologi kejadian dari seorang sumber yang tahu soal operasi tersebut. Penggerebekan ini dimulai pukul 16.00 WITa, Senin (18/7/2016) lalu, empat personel tim Alfa yang sedang melakukan patroli menemukan sebuah gubuk yang terletak di dekat sungai. Di seberang sungai, ada tiga orang yang diduga Santoso dan kelompoknya. Tim lalu kembali ke posko dan melapor ke Dantim Alfa 29 Satgas Tinombala.
![]() |
Sekitar pukul 17.00 WITa, Tim Alfa 29 yang terdiri dari 9 orang kembali ke gubuk tersebut. Saat di sana, ada sejumlah orang yang duduk. Lalu terjadilah baku tembak.
Belakangan diketahui ada lima orang di gubuk tersebut. Dua orang tewas dan tiga lainnya melarikan diri. Dua yang tewas adalah Santoso dan Muchtar. Tiga yang melarikan diri dua orang perempuan dan satu laki-laki. Di antara perempuan itu diduga adalah istri Santoso alias Jamiatun Muslim alias Atun. Tiga orang yang melarikan diri terpencar menjadi dua arah ke arah selatan dan ke arah barat.
Selanjutnya, empat anggota Satgas berjaga di lokasi untuk mengamankan dua jenazah yang tewas. Sedangkan lima personel lainnya melakukan pengejaran.
Pukul 18.30 WITa, Tim Alfa 29 Satgas Tinombala melaporkan kejadian tersebut ke posko lalu jenazah dievakuasi.
Halaman 2 dari 4
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini