Sopir Truk Jalan Kaki 26 Hari Temui Jokowi, Istri Sempat Khawatir

Sopir Truk Jalan Kaki 26 Hari Temui Jokowi, Istri Sempat Khawatir

Eko Budianto, Suparno Nodhor - detikNews
Selasa, 08 Mei 2018 18:10 WIB
Agus berjalan kaki menemui Jokowi. (Andhika/detikcom)
Mojokerto - Agus Yuda akhirnya bisa bertemu dengan Presiden Jokowi setelah berjalan kaki selama 26 hari dari Mojokerto. Begini respons rekan-rekan Agus yang tergabung di Serikat Pengemudi Truk Nasional (SPTN).

Agus, yang baru sekitar 4 tahun menjadi sopir truk di pabrik karton Krian, Sidoarjo, bergabung dengan SPTN. Serikat ini bermarkas di Desa Ngrame, Pungging, Mojokerto.

Dari tempat inilah Agus memulai perjalanannya menuju Istana Negara, Jakarta, untuk menemui Presiden Jokowi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bendahara SPTN Iis Indah Sari (34) mengatakan keberangkatan Agus ke Jakarta memang untuk menepati janjinya. Menurut dia, sudah lama Agus ingin menyampaikan aspirasi para sopir truk kepada Presiden Jokowi tepat di ulang tahun pertama SPTN.

"Rencananya, di ulang tahun SPTN tanggal 1 Mei, Agus sudah balik dari Jakarta, tapi molor sampai hari ini baru bisa bertemu Pak Jokowi," kata Indah saat dihubungi detikcom, Selasa (8/5/2017).

Indah merupakan salah satu pendiri SPTN. Suaminya, Sinyo Setiawan, menjabat Penasihat SPTN. Sinyo juga rekan kerja Agus di perusahaan yang sama.

Kabar Agus akhirnya bisa bertemu dengan Presiden Jokowi membuat Indah dan rekan-rekan sesama sopir bahagia. Menurut dia, keluhan para sopir truk terkait pungli dan premanisme di jalan akhirnya bisa didengar langsung oleh Jokowi.

Namun pihaknya mengaku ada sedikit kerisauan atas aksi Agus. "Namun, kami juga takut, ini akan menjadi bumerang bagi kami, terutama soal pungli," ujarnya.

Karena itu, Indah berharap pemerintah ke depan memperhatikan nasib para sopir truk. Selain memberikan solusi terkait pungli dan premanisme, para sopir berharap mendapat perlindungan dari kemungkinan pihak-pihak yang dirugikan oleh mencuatnya isu pungli sopir truk.

"Juga kalau ada kecelakaan di jalan, jangan selalu kami yang disalahkan. Kami minta pemerintah memperhatikan hal itu," tandasnya.

Istri Agus Khawatir

Istri Agus, Siti Alimah (33), sempat khawatir. Siti Alimah mengatakan keberangkatan sang suami pada Minggu (8/4/2018) dari Mojosari, Mojokerto, menemui Bapak Presiden dan Gubernur Jawa Tengah itu sebenarnya sudah lama. Namun niat berjalan kaki tersebut baru terlaksana kemarin itu.

"Saat akan berangkat hanya pamitan, minta doa restu, dan kami bersama anakku sempat mengantar ke Mojosari," kata Siti kepada detikcom saat ditemui di rumahnya di Seimbang, Sukodono, Selasa (8/5/2018).

Siti mengaku, dalam perjalanannya menuju Istana tersebut, Agus hanya ingin menyampaikan aspirasi teman-teman seprofesinya. Selama ini, para sopir mengeluhkan pungutan liar.

"Kami tidak berikan bekal apa pun, hanya doa supaya selamat dalam perjalanan. Namun juga sempat khawatir dan takut, tapi alhamdulilah sampai di Jakarta," tambah Siti.

Siti menjelaskan, sang suami memiliki semangat yang luar biasa dalam keinginannya berjalan kaki untuk menemui Gubernur Jawa Tengah dan Presiden Joko Widodo ini. Selain itu, kedua tokoh tersebut merupakan idolanya sejak dia menjadi sopir.

"Dia pernah cerita pada saat kami belum memiliki anak, ingin memperjuangkan teman-temannya sesama sopir. Dengan harapan pada saat sopir di dalam perjalanan tidak ada palakan dari oknum. Kasihan penghasilan sopir itu berapa," jelas Siti.

Sementara itu, di tempat terpisah, Kasman (55), warga Desa Temu, Kecamatan Prambon, yang merupakan paman Agus, mengatakan Agus itu masih merupakan warga Desa Temu. Meskipun Agus sudah punya istri, status kependudukannya masih merupakan warga Desa Temu.

"Sebelumnya berangkat ke Jakarta memang sempat mengurus surat keterangan kepergian di desa ini. Dan sempat berpamitan dengan keluarga kami. Dia hanya mengatakan akan jalan kaki ke Jakarta," kata Kasman.

Kasman menjelaskan, sejak kecil Agus tinggal bersama kedua orang tuanya di Desa Temu. Namun, setelah menginjak SMP, Agus pindah ke Trenggalek mengikuti ibunya yang pulang kampung. Setelah lulus SMA, Agus kembali ke Desa Temu untuk mencari pekerjaan.

"Alhamdulillah, setelah lulus sekolah mendapat pekerjaan di salah satu pabrik di daerah Krian, tapi tidak terlalu lama. Karena mendapatkan pekerjaan yang lebih baik lagi menjadi salah satu sopir di perusahaan swasta," jelasn Kasman. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads