Kaus Pelapis untuk Pemakai #2019GantiPresiden di CFD

Kaus Pelapis untuk Pemakai #2019GantiPresiden di CFD

Audrey Santoso, Samsudhuha Wildansyah - detikNews
Minggu, 06 Mei 2018 22:03 WIB
Kaus #2019GantiPresiden di CFD/Foto: Yuni Ayu Amida/detikcom
Jakarta - Satpol PP DKI Jakarta berusaha keras agar Car Free Day (CFD) di kawasan Sudirman-Thamrin bebas dari atribut politik. Sampai-sampai mereka yang mengenakan atribut politik diminta memakai kaus pelapis.

Pemandangan itu terjadi dalam gelaran CFD pada Minggu (6/5/2018). Pengawalan CFD pada hari itu memang lebih intensif pasca ada insiden dugaan intimidasi pada pekan sebelumnya.

Di awal CFD petugas Satpol PP memasang spanduk besar berisi larangan atribut politik memasuki area itu. Di jalan-jalan masuk CFD, petugas satpol PP juga berjaga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Titik penjagaan 'utama' ada di ujung utara, tepatnya di sisi yang menyentuh Patung Kuda kawasan Monas. Di kawasan itu digelar deklarasi akbar relawan nasional #2019GantiPresiden, yang mana para relawan pesertanya mengenakan atribut tersebut.

Kasatpol PP DKI Yani Wahyu mengatakan anggotanya berusaha mencegah warga yang mengenakan atribut politi, termasuk #2019GantiPresiden masuk ke CFD. Warga yang akan masuk diminta menutup atau mengganti kaus yang mereka kenakan.



Untuk mereka yang lolos dan sudah terlanjur masuk, Satpol PP meminta peserta CFD itu untuk mengenakan kaus polos pengganti yang sudah disediakan oleh petugas. Satpol PP menyiapkan 1.200 kaus polos untuk menutup pesan politik di CFD.

"Tadi ada 1-2 orang yang kita kasih kaus polos karena dia pakai baju atribut politik. Kita kasih karena memang orang itu terpaksa harus masuk ke area HBKB (hari bebas kendaraan bermotor)," ujar Kasatpol PP Yani Wahyu kepada detikcom, Minggu (6/5/2018).

Menurut versi Wahyu, orang-orang yang diberi kaus polos itu pun tak keberatan untuk memakainya selama melintas di CFD. Peserta deklarasi pun menggunakan kaus itu dengan cara melapisi kaus beratribut politik dengan kaus polos tersebut.

"Istilahnya didobelinlah. Dan itu sudah diatur dalam pasal 7 ayat 1 dan 2 Pergub 12/2016," ucap Wahyu.

Kaus Pelapis untuk Pemakai #2019GantiPresiden di CFDFoto: Yuni Ayu Amida/ detikcom


Di area CFD kemarin, tampak sejumlah penjual kaus dengan atribut politik. Selain #2019GantiPresiden adapula dijual kaus #2019JKWSalam2Periode.

Merasa Terpaksa tapi Bersedia

Diar (49) adalah salah satu warga pemakai kaus #2019GantiPresiden yang diminta untuk mengenakan kaus lain untuk menutup kausnya itu. Meski bersedia, Diar mengaku terpaksa.



Diar datang ke CFD sekitar pukul 08.00 WIB. Dia masuk ke area CFD dari kawasan Patung Kuda.

Saat berada di Sarinah dia disetop petugas Satpol PP. Petugas memberi Diar kaus polos untuk melapisi kaus #2019GantiPresiden yang dikenakan Diar.

"Saya datang pukul 08.00 WIB pagi dari arah Patung Kuda mau ke stasiun. Nah pas sampai Sarinah saya disetop sama Satpol PP (karena mengenakan kaos bertulis #GantiPresiden)," kata Diar.

Diar awalnya keberatan. Namun pada akhirnya dia mengikuti permintaan Satpol PP. Kaus #2019GantiPresiden dilapisi kaus polos yang diberikan Satpol PP.

"Saya bilang apa hubunganya pakai kaos ini sama CFD kan tulisannya ganti presiden, memang setiap 5 tahun sekali kan udah ganti presiden. Terus saya ngalah akhirnya saya ganti dengan kaos putih polos ini. Saya dikasih kaos putih polos sama Satpol PP-nya," ungkapnya.

Kaus Pelapis untuk Pemakai #2019GantiPresiden di CFDFoto: Diar menunjukkan kaus #2019GantiPresiden yang terpaksa ditutupi kaus polos pemberian Satpol PP/Samsudhua Wldansyah


Dikatakannya, hanya Ia yang menggunakan kaos itu, istri dan anaknya tidak menggunakan atribut itu. Ia juga membawa topi bertuliskan #GantiPresiden dan dikatakannya Satpol PP menyuruhnya untuk tidak memakai topi itu.

"Saya juga bawa topi disuruh lepas juga cuma saya bilang buat nutupin anak saya kan panas," kata Diar.

Ia menegaskan, meskipun dirinya mengenakan kaos #2019GantiPresiden, Ia tidak memiliki misi politik apapun. Ia berpendapat kaos itu tidak menyinggung siapa-siapa karena kenyataannya periode ganti presiden 5 tahun sekali dan tahun 2019 sudah waktunya ganti presiden.

"Saya mah nggak pro Jokowi atau siapapun. Siapapun presidennya saya dukung. Salah kalau kaosnya #GantiJokowi, nah inikan kaos ganti presiden emang 5 tahun sekali ganti presiden kan," ujar Diar.

(fjp/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads