"Survei harus ditanyakan dananya dari mana? Maka, akan ketahuan arahnya," kata Wasekjen PPP Achmad Baidowi kepada wartawan, Minggu (6/5/2018).
Awiek--sapaan akrab Baidowi--juga meragukan sampel dan metode survei yang digunakan INES. Sebab, hasil survei yang dirilis INES berbeda jauh dengan survei-survei tentang elektabilitas bakal capres 2019 yang selama ini beredar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika hasil survei berbeda dengan mayoritas hasil lembaga survei lainnya, maka patut dipertanyakan sampel dan metodenya serta motifnya," ujar anggota DPR yang duduk di Komisi II itu.
"Metode ilmiah itu boleh salah, tapi tak boleh bohong," imbuh Awiek.
Sebelumnya, INES merilis hasil survei terhadap elektabilitas bakal calon presiden 2019. Berbeda dengan kebanyakan hasil survei lembaga lainnya, survei INES menunjukkan elektabilitas Prabowo jauh mengungguli Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menggunakan pertanyaan tertutup, Prabowo unggul dengan perolehan suara di atas 54,50%. Sementara Jokowi mendapatkan 26,10%, Gatot Nurmantyo 9,10%, dan tokoh lain 10,30%.
Sementara itu, dalam pertanyaan terbuka, Prabowo unggul 50,20%, Jokowi 27,70%, Gatot Nurmantyo 7,40%, dan tokoh lain 14,70%.
Survei dilakukan pada 12-28 April 2018 dengan 2.180 responden yang dipilih secara proporsional di 408 Kabupaten/kota di Indonesia. Metode yang dilakukan dengan multistage random sampling. Margin of error dari survei ini yakni +- 2,1%, dengan tingkat kepercayaan 95%.
INES juga menepis survei tersebut merupakan hasil pesanan. Mereka menegaskan bahwa lembaga surveinya merupakan lembaga yang kredibel.
"Yang pertama kami bisa menunjukkan kredibilitas INES pada Pilkada DKI Jakarta 2017 INES menyampaikan hasil survei dengan tepat. Dengan quick count KPU berapa jumlah persentase suara Anies-Sandi di compare dengan Ahok-Djarot. Dan survei daripada INES bukan hanya hari ini tetapi sudah berpengalaman baik di pilpres maupun pilkada," kata Direktur INES Oskar Vitriano, dalam paparannya, di Mess Aceh Amazing Hotel, Menteng, Jakarta Pusat. (tsa/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini