"Pernyataan Ferry yang menyatakan PAN ikhlas jika cawapres Prabowo dari PKS itu tidak benar. Ferry sebaiknya berhati-hati dan menahan diri jika menilai partai politik lain," kata Ketua DPP PAN Viva Yoga Mauladi dalam keterangannya, Rabu (2/5/2018).
Ia kemudian menuturkan kedekatan PAN dengan Gerindra tidak hanya terjalin baru-baru ini. Pasalnya, sejak Pilpres 2014, keduanya pun telah bersama untuk memajukan Prabowo dan Hatta Rajasa meskipun berujung kekalahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tidak usah ditanya dan diragukan lagi kedekatan emosional PAN dan Pak Prabowo. Ada persamaan chemistry," imbuhnya.
Baca juga: Metamorfosis Koalisi Merah Putih |
Untuk meluruskan, Viva menyampaikan, partainya akan memutuskan pasangan capres dan cawapres yang akan dijagokan pada kontestasi Pilpres 2019 saat rakernas yang akan digelar pada 23 Juni 2018.
"PAN akan memutuskan pasangan calon presiden atau cawapres di Rakernas PAN yang akan diselenggarakan setelah pilkada 23 Juni 2018 usai," sebutnya.
Seperti diketahui, Partai Gerindra akan segera mengumumkan cawapres yang akan mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2019. Wakil Ketua Umum DPP Partai Gerindra Ferry Juliantono mengungkapkan cawapres yang akan digandeng merupakan salah satu kader dari PKS.
"Iya, insyaallah (dari PKS)," kata Ferry di Sekber Gerindra-PKS, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (2/5).
Saat ditanya soal nasib PAN, yang juga disebut-sebut menyodorkan nama ketua umum mereka, Zulkifli Hasan, sebagai cawapres, Ferry mengatakan Gerindra-PKS-PAN tidak akan mengedepankan ego masing-masing. Ia memastikan PAN dengan ikhlas bergabung dalam koalisi Gerindra-PKS tanpa syarat.
"Kan kalau Gerindra-PKS-PAN sudah biasa mengedepankan sesuatu yang lebih penting, lebih besar di atas ego kita masing-masing, pasti ketemulah. Sudah, tanya saja ke Pak Jokowi cawapresnya siapa," tutur Ferry.
"Nggak ada bargaining-lah, ikhlas, ikhlas," tegas Ferry soal PAN. (yas/gbr)