"Proses evakuasi masih terus dilakukan. Sekarang sudah rencana penarikan pesawat dengan alat berat yaitu eskavator," ucap Kepala Bandara Jalaludin Gorontalo Power AS di lokasi, Selasa (1/5/2018).
Dia mengatakan untuk menarik pesawat perlu kehati-hatian. Sebab, kondisi roda pesawat bagian kiri belakang tertancap di tanah. Inilah yang menjadi salah satu kendala proses evakuasi urung selesai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Power optimistis, hari ini proses evakuasi sudah berhasil pesawat bisa selesai. "Besok moga bisa beroperasi, tapi saya belum janji loh," optimis Power.
Hal senada juga disampaikan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie yang ikut melihat langsung proses evakuasi. Rusli optimistis tim bisa segera memindahkan pesawat Lion Air tersebut.
"Saya sudah lihat tadi, kita harus punya run way baru. Rencananya kita akan buat run way baru. Pihak Pemerintah sudah membebaskan lahan milik AURI sekitar 39 hektar," ucap Rusli.
Berkaca pada kasus ini, Rusli berencana untuk mengusulkan perpanjangan landasan (run way) di bandara Jalaludin. Dia mengakui saat ini panjang landasan bandara Jalaludin hanya 2.500 meter padahal idealnya adalah 3.000 meter.
"Kita akan usulkan ke Menteri Perhubungan untuk ada run way yang baru," ucapnya.
Pantauan di lokasi, tim mekanik dan maskapai dan bandara bekerja sama untuk mengevakuasi pesawat tersebut. Hujan yang mengguyur di lokasi tidak menghentikan proses evakuasi.
Sebelumnya, Pesawat Lion Air nomor penerbangan JT 892, tergelincir di bandara Jalaludin Gorontalo, Minggu malam (29/4). Ratusan penumpang sempat histeris dan pingsan saat pesawat itu mengalami kecelakaan saat hujan deras yang melanda bandara Gorontalo, yang berada di Isimu, Kabupaten Gorontalo.
(ams/ams)