"Kami akan mempertanyakan tentunya kebenaran pembicaraan di telepon. Saya yakin itu benar, ada pembicaraan di telepon, kemudian substansi apakah betul selama ini keluarga ini ikut campur dalam bisnis PLN maupun Pertamina. Karena substansi di situ telepon Bu Rini dia teleponnya 'Bu tolong bu, masak kita rugi, dengan Pak Ari'," ujar Anggota Komisi VI DPR Bowo Sidik Pangarso saat dimintai konfirmasi, Minggu (29/4/2018) malam.
Rencana pemanggilan Komisi VI kepada Rini dilakukan setelah masa reses berakhir. Jika Rini tetap diembargo untuk hadir terkait putusan Pansus Pelindo II, Komisi VI akan memanggil perwakilan dari Kementerian BUMN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rekaman percakapan yang viral di media sosial itu sudah dibenarkan oleh Rini maupun Sofyan. Namun keduanya kompak mengatakan rekaman itu tidak utuh. Menurut Sofyan, pembicaraan itu dilakukan pada akhir 2016. Sofyan mengaku saat itu tengah berkonsultasi dengan Rini terkait investasi PLN dan Pertamina dengan perusahaan swasta di bidang penyediaan energi.
"Pertama kali komunikasi kalau tidak salah akhir 2016. Saya tahu itu direkam, tapi enggak tahu kok dipotong-potong gitu lho," kata Sofyan saat ditemui di de Tjolomadoe, Karanganyar, Sabtu (28/4).
Senada dengan Sofyan, Rini menjelaskan percakapan itu sengaja dipotong sehingga seolah-olah percakapan itu terkait bagi-bagi fee. Padahal, menurut Rini, tak ada kepentingan apapun selain untuk BUMN baginya.
"Pak Sofyan (Direktur Utama PLN) sudah jelas kalau itu adalah apa namanya kapan ya saya juga udah nggak ingat kapan pembicaraan. Saya dengan Pak Sofyan membicarakan mengenai ada proposal untuk apa namanya storage gas yang kemudian minta offtake dari Pertamina tapi kemudian minta offtake juga dari PLN berartikan kita menjadi punya risiko," jelas Rini di Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu (29/4).
Video 20Detik: Ini Dia Rekaman Percakapan Menteri BUMN-Dirut PLN
(dkp/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini