Dilansir AFP, Sabtu (28/4/2018), peristiwa ini terjadi pada Jumat (27/4) saat aksi besar kembali ke tanah kelahiran. Lebih dari 300 orang dirawat di rumah sakit karena kena tembakan dan gas air mata. Ini dinyatakan oleh Kementerian Kesehatan Gaza.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para peserta aksi meminta hak mereka untuk kembali ke kampung halaman yang sudah dicaplok Israel sejak 1948. Israel mengatakan bahwa mengizinkan para pengungsi sama saja dengan mengakhiri negara Yahudi.
Israel menuding Hamas sebagai pihak yang bersalah karena menggunakan para peserta aksi sebagai dalih kekerasan. Aksi protes besar ini dinyatakan secara resmi sebagai aksi independen, namun didukung Hamas.
Pada Jumat, para pemrotes berkumpul di lima titik dekat pagar perbatasan. Sebenarnya jumlah mereka menurun dibanding pekan-pekan sebelumnya.
Belasan anak muda membakar ban dan melemparkan batu-batu melintasi perbatasan. Tentara Israel kadang-kadang menembakkan gas air mata dan melepaskan peluru.
Dua pria yang belum teridentifikasi oleh Kementerian Kesehatan Palestina, tewas kena tembak di sebelah timur Kota Gaza. Adapun korban tewas ketiga adalah pria bernama Abdul Salam al Bakr berusia 29 tahun. Dia tewas di sekitar selatan Gaza dekat perbatasan. (dnu/dnu)











































