Pantauan detikcom, puluhan kader tersebut berasal dari pengurus DPD Partai Perindo Bantul dan Kulon Progo. Kemudian juga ada organisasi sayap partai seperti Rescue Perindo, Baja dan Pemuda Perindo. Namun saat didatangi pengurus DPW tidak ditempat.
Ketua DPD Partai Perindo Kulon Progo, Suwito mengatakan, selama ini pengelolaan anggaran di DPW Partai Perindo DIY tidak transparan. Akibatnya, organisasi sayap partai di daerah harus mencari pendanaan sendiri untuk menutupi kekurangan biaya operasional.
yogyakarta
"Ya sejak awal (tidak transparan), misalnya kemarin dalam verifikasi faktual semestinya (DPD Kulon Progo) mendapat Rp 20 juta. Tetapi mana yang kami dapat? Verifikasi saja saya sendiri yang membiayai," jelas Suwito kepada wartawan di lokasi, Jumat (27/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua DPW Pemuda Perindo DIY, RM Lanang Hadiwijoyo menambahkan, karena dugaan korupsi tak kunjung ditindaklanjuti akhirnya mereka menggeruduk Kantor DPW Partai Perindo DIY. Harapannya ada solusi dari pengurus DPP Partai Perindo.
"Permasalahan Partai Perindo DIY sangat banyak. Salah satunya tidak ada konfirmasi ke bawah (DPD). Kedua, tidak ada transparansi masalah dana. Ketiga, kegiatan selama ini selalu disokong oleh sayap partai," ungkapnya.
Lanang melanjutkan, selain persoalan transparansi anggaran partai di DIY juga dirundung banyak persoalan. Di antaranya minimnya minat masyarakat untuk menjadi bacaleg dari Partai Perindo.
"Dari Sleman kurang 20 untuk caleg, Bantul kurang 30, Kulon Progo kurang 29. Sampai di situ kan berarti ada permasalahan yang cukup besar di DIY, khususnya untuk Partai Perindo," katanya.
(bgs/bgs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini