Bagaimana tidak, akses jalan sepanjang 14 kilometer milik pemda yang diapit kebun sawit milik PT Andira Group itu rusak parah dan sekitar sekitar 10 km di antaranya tidak dapat dilintasi. Warga yang memiliki keperluan mendesak terkadang tetap nekat melintas.
"Saya sering bawa mobil dari Jalur mau ke Kota Palembang, terjebak saat hujan turun dan mobil tidak bisa keluar sampai satu minggu. Khawatir jalan makin parah, saya putuskan mobil ditarik keluar," kata salah satu sopir, Andes Darmawan, saat berbincang dengan detikcom, Kamis (26/4/2018).
Saat mobil akan ditarik, kata Andes, tali sling dan rantai putus karena kondisi jalan sangat parah. Akibatnya, sling itu langsung menghantam kaca mobil yang dikemudikan oleh orang tuanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Rusak Parah! Jalan di Banyuasin Jadi 'Bubur' |
"Saya bersyukur sling tidak kena Bapak, tapi saya lihat dengan jelas sling dan rantai menghantam kaca mobil yang dibawa Bapak. Beginilah nasib sopir dan harus bertaruh nyawa kalau terjebak di jalan pemda," kata Andes, yang tinggal di Jalur 16, Muara Sugihan.
Peristiwa seperti itu ternyata tidak hanya dialami oleh Andes. Masih banyak lagi sopir truk lain yang bernasib sama dan harus bertaruh nyawa di jalan pemda yang kini sudah menjadi bubur.
Supardi misalnya. Dia harus menginap di perkebunan kelapa sawit saat mobilnya terjebak. Bahkan tidak jarang mobil yang dibawanya tumbang dan muatan kelapa sawit tumpah di jalanan.
"Ditarik sudah pernah, mobil tumbang sudah sering. Kalau kami sopir pastilah sudah pernah merasakan sulitnya lewat jalan pemda kalau hujan dan bukan kali ini saja, tapi sudah sejak beberapa tahun lalu," kata pria yang akrab disapa Pardi itu.
Namun Pardi tidak pernah kapok melintas. Sebab, jalur perairan akan memakan waktu dan biaya cukup mahal. (asp/asp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini