"Saat ini kami memang mengagendakan untuk mengundang pimpinan partai di diskusi reboan ini. Saya kaget Rommy sendiri yang langsung mau datang ke sini," kata Hariman dalam diskusi yang selalu diadakan di Jl Lautze 62 C, Jakarta, tersebut, Rabu (25/4/2018).
Sementara itu, Rommy mengaku sengaja datang ke Indemo karena melihat sosok Hariman yang dikenal sebagai aktivis legendaris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam diskusi itu, Rommy memaparkan sejumlah perkembangan politik terkini. Mulai dari mahalnya biaya demokrasi hingga perkembangan dinamika bursa capres dan cawapres yang sekarang sedang hangat.
Menurut Rommy, saat ini hanya ada kemungkinan dua poros capres yang maju, yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Dari sisi Jokowi, pembicaraan tentang sosok cawapres, kata Rommy, baru akan dilakukan setelah Pilkada Serentak, 27 Juni mendatang.
Rommy juga menjawab pertanyaan tentang banyaknya baliho dirinya di berbagai daerah.
"Banyaknya baliho saya di berbagai daerah di Indonesia adalah dalam rangka mengenalkan sosok figur PPP, karena pemilu ditentukan oleh unsur kultur, struktur, dan figur. Jika ada hal lain yang didapat seperti disebut masuk dalam bursa cawapres itu adalah bonus," kata Rommy.
Sementara itu, Hariman menyebut mencari cawapres di kubu Jokowi jauh lebih rumit dibanding Prabowo. Selain karena banyaknya partai koalisi, cawapres Jokowi perlu mempunyai nilai elektabilitas yang memadai.
Sedangkan Prabowo hanya ditopang dua partai sehingga memudahkan dalam mencari sosok cawapres. Rommy, menurut Hariman, juga berpotensi menjadi cawapres mengingat bisa muncul di kancah politik nasional dengan cepat, yaitu setelah ada konflik PPP. Bukan tidak mungkin, jika ada terobosan lain, Rommy bisa dipinang Jokowi. (ega/nwy)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini