Dalam salah video terlihat seorang perempuan lari dari sebuah rumah dan melompat ke mobil yang sedang menunggu.
Sementara video lain memperlihatkan seseorang berlari dengan cepat dari yang tampak seperti lokasi konstruksi ke sebuah mobil berwarna hitam.
Kuwait memprotes tindakan yang disebut sebagai pelanggaran kedaulatannya.
- Dihukum mati, pasangan yang membunuh PRT dan menyimpan jenazahnya di kulkas
- Jasad TKW Filipina 'disembunyikan' di kulkas, eks majikannya berhasil ditangkap
- Pembantu kelaparan, majikan Singapura dihukum penjara
Menteri Luar Negeri Filipina, Alan Peter Cayetano, sudah menyatakan permintaan maaf namun menambahkan staf kedutaan yakin sedang campur tangan dalam situasi yang mengancam jiwa seseorang.
"Kami menghormati kedaulatan dan hukum Kuwait, namun kesejahteraan pekerja Filipina juga amat penting," tuturnya sambil menambahkan Kuwait bisa menerima penjelasan Filipina itu.

Cayetano mengatakan Duta Besar Kuwait di Manila sudah bertemu dengan Presiden Rodrigo Duterte terkait kasus tersebut.
"Kami kini mengirim surat kepada rekan kami, dan meminta maaf atas insiden tertentu yang dipandang Kuwait sebagai pelanggaran kedaulatan," jelasnya seperti dikutip kantor berita Reuters.
Menurut Cayetano, terdapat lebih dari 260.000 warga Filipina yang bekerja di Kuwait dan sekitar 65% adalah pembantu rumah tangga.

Bulan lalu Presiden Duterte melarang warganya ke Filipina dan memerintahkan yang sudah berada di sana untuk pulang setelah kasus pembunuhan seorang PRT Filipina.
Joanna Demafelis, yang berusia 29 tahun, dibunuh dan jenazahnya ditaruh di lemari es di dalam apartemen di Kuwait yang sudah kosong karena ditinggalkan majikannya.
Pengadilan menjatuhkan hukuman mati atas majikan Demafelis, pasangan suami istri asal Libanon dan Suriah.
(ita/ita)