"Itu tambang ilegal dan kepolisian tahu. Mau kita tindak untuk tutup tapi itu merupakan ladang pencarian masyarakat," kata Irwandi kepada wartawan saat ditemui di Gedung DPR Aceh, Rabu (25/4/2018).
Menurut Irwandi, sebelumnya di Aceh Timur juga pernah terjadi kebakaran di sumur ilegal, namun tidak sedahsyat ini. Karena kasus ini makan banyak korban tewas, menurutnya pemerintah Aceh akan melakukan evaluasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Seperti saran dewan tadi diberikan izin pertambangan rakyat tapi diawasi. Korban ditangani ada BPJS," jelas Irwandi.
Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 02.00 WIB dan hingga kini api belum berhasil dipadamkan. Petugas gabungan berkoordinasi dengan tim ahli dari Pertamina untuk proses pemadaman api.
"Pemadaman mungkin perlu pengecoran dengan semen. Harus semprot dengan semen," ungkap Irwandi.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) Teuku Ahmad Dadek sebelumnya menyatakan, ada 8 sumur minyak ilegal di lokasi kejadian. Salah satunya terbakar dan memakan korban tewas sebanyak 15 orang.
Selain itu tercatat ada 40 orang warga yang mengalami luka berat dan dirawat di sejumlah rumah sakit. Para korban umumnya mengalami luka bakar serius akibat terbakar api.
(hri/hri)