"Munculnya angin kencang dan puting beliung berasal dari awan cumulonimbus atau CB. Di dalam awan ini terdapat pergerakan angin yang cukup kuat atau golakan angin," kata Kepala Kelompok Data dan Informasi Stasiun Klimatologi BMKG Yogyakarta, Djoko Budiyono, kepada detikcom, Rabu (25/4/2018).
Djoko melanjutkan, pergerakan angin yang kuat dari dalam awan CB bisa keluar hingga permukaan bumi yang disebut 'downburst'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sehingga, kata Djoko, ciri-ciri terjadinya angin puting beliung harus ada pembentukan awan-awan konvektif/cumulonimbus karena sumbernya dari awan tersebut.
Ciri-ciri lainnya, papar Djoko, umumnya pagi hingga siang suhu terasa panas dan gerah karena proses pemanasan yang kuat sehingga terjadi penguapan tinggi.
"Akibatnya akan terbentuk awan-awan yang berbentuk seperti bunga kol. Menjelang sore hari awan ini sudah semakin membesar dan menjulang tinggi," ujarnya.
Ketika sudah terlihat gumpalan awan yang besar, tinggi dan gelap, imbuhnya, maka awan CB sudah dalam kategori 'dewasa'. Maka potensi terjadinya hujan yang disertai petir, angin kencang dan puting beliung akan berpeluang muncul terutama di sore hari.
Djoko mengimbau kepada masyarakat perlu mewaspadai jika melihat di atas wilayahnya terbentuk awan-awan dengan ciri-ciri tersebut.
"Kejadian puting beliung secara normal kecepatan anginnya bisa mencapai 63 km/jam," ungkapnya. (sip/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini