"Sangat mungkin. Kenapa tidak? Dalam politik, segala sesuatu mungkin terjadi," kata Ketua Bidang Kehormatan PDIP Komarudin Watubun kepada detikcom, Selasa (24/4/2018).
Dia melihat pernyataan Jokowi di Mata Najwa itu punya maksud lebih dalam dari yang sekilas terlihat. Jokowi ingin membangun bangsa ini dengan cara melibatkan semua pihak, bukan hanya pihak Prabowo. Maka opsi dengan Prabowo juga terbuka untuk dijajaki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun, soal wujud yang konkret, yakni Jokowi menjadi capres dan Prabowo menjadi cawapres, itu juga bukan tak mungkin terwujud. Soalnya PDIP dan Gerindra punya sejarah kebersamaan. Pada 2009, Megawati Soekarnoputri dari PDIP dan Prabowo dari Gerindra pernah bersama-sama maju di pilpres.
"Kita pernah punya sejarah, secara ideologi juga kita tidak ada soal," kata Komarudin.
Kini Prabowo kembali diwacanakan menjadi cawapres untuk capres yang diusung PDIP. Mungkin terwujud, mungkin tidak. Bila saja terwujud, barangkali inilah saatnya Prabowo merealisasi rencana yang tertunda sewindu lebih.
"Siapa tahu mereka jadi. Ya bisa terwujud takdir Prabowo yang tertunda untuk menjadi wakil presiden. Itu otoritas Ilahi," ujar Komarudin.
Namun tentu saja perlu diskusi lebih lanjut dengan para pendukung Jokowi. Apalagi, kata Komarudin, PDIP juga mewacanakan Puan Maharani untuk menjadi cawapres, Partai Golkar menjagokan Airlangga sebagai cawapres, dan ada Muhaimin Iskandar dari PKB yang menginginkan posisi yang sama.
Ngomong-ngomong, apakah Megawati bisa merestui duet Jokowi-Prabowo?
"Saya kira Ibu (Megawati) punya kualifikasi negarawan. Tidak ada hal-hal kecil yang akan menjadi masalah," jawab Komarudin.
Tonton juga video tentang Golkar yang Tak Permasalahkan Jika Jokowi Gandeng Prabowo
(dnu/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini