"Jokowi, lo, semua minta digandeng dia itu ketum-ketum, (sedangkan) yang minta digandeng Pak Prabowo kan nggak ada," kata Sekretaris Badan Pelatihan dan Pendidikan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari, Selasa (24/4/2018).
Menurut Eva, Gerindra hanya mendasarkan serangan itu dengan hasil survei Median yang menyebut elektabilitas Jokowi turun. Padahal, Eva mengatakan, mayoritas hasil survei lembaga lainnya berkata sebaliknya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kan aneh kalau hanya memegang data yang memenangkan dia, sementara nggak konsisten dengan riset-riset yang lain. Semua bilang (elektabilitas) Jokowi naik, kok," imbuh Eva.
Terlepas dari itu, potensi duet Jokowi-Prabowo pada Pilpres 2019 bergantung pada Jokowi serta partai politik pengusung. Apalagi adagium 'semua opsi mungkin saja terjadi di politik' masih tetap dipegang.
"Tapi, untuk finalnya, rembukan dulu. Bukan keputusan orang per orang. Pak Jokowi pasti akan ajak rembukan (bila hendak menentukan keputusan cawapres)," kata Eva.
Sebelumnya, serangan itu disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono. Dia menyebut Jokowi sedang pusing dengan elektabilitas yang turun.
"Jokowi dan Istana lagi mumet. Berdasarkan hasil survei Median, elektabilitas Jokowi hanya 36 persen. Survei tersebut dilakukan sebelum harga BBM naik, sebelum Premium hilang di pasaran, sebelum kasus Sukmawati, dan sebelum dikeluarkan Perpres Nomor 20 Tahun 2018. Jadi kecenderungannya pasti turun," tutur Ferry.
Video 20Detik: PDIP Lirik Nama-nama Ini Jadi Pendamping Jokowi
(dnu/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini