Seperti dilansir Reuters, Selasa (24/4/2018), Saleh al-Samad disebut sebagai pejabat tinggi sipil dalam kelompok pemberontak Houthi di Yaman. Samad disebut menjabat sebagai presiden badan politik Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman bagian utara.
Kematian Samad diungkapkan pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, dalam pernyataan via televisi setempat. Disebutkan oleh pemimpin Houthi bahwa Samad tewas dalam rentetan serangan udara koalisi Saudi di kota pelabuhan Hodeidah, pantai barat Yaman pada Kamis (19/4) pekan lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Serangan udara itu juga menewaskan enam orang lainnya yang masuk dalam rombongan Samad. "Serangan agresi, yang dipimpin oleh Amerika dan Arab Saudi, menanggung tanggung jawab hukum atas kejahatan ini dan semua konsekuensinya," tegas al-Houthi dalam pernyataannya.
Televisi yang dikelola Houthi, Al-Masirah, melaporkan bahwa Mahdi al-Mashar, yang pernah menjadi menjadi direktur di kantor pemimpin Houthi, telah ditunjuk menggantikan Samad.
Belum ada komentar resmi dari koalisi pimpinan Saudi terkait hal ini. Namun televisi Saudi, Al Arabiya, melaporkan bahwa koalisi pimpinan Saudi menewaskan Samad usai 'pemantauan tepat' atas setiap pergerakannya.
Samad tercatat sebagai pemimpin Houthi paling dicari setelah al-Houthi. Koalisi pimpinan Saudi sebelumnya menawarkan imbalan US$ 20 juta untuk setiap informasi yang berujung penangkapan Samad.
Kematian Samad yang merupakan Ketua Dewan Politik Ansarullah pada kelompok Houthi, dinilai menjadi pukulan terbesar bagi Houthi.
Sementara itu, Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres mengutuk serangan udara Saudi yang mengenai sebuah pesta pernikahan di wilayah Bani Qais, Provinsi Hajjah, sebelah utara ibu kota Sanaa. Wilayah itu diketahui dikuasai oleh pemberontak Houthi. Serangan udara itu dilaporkan menewaskan hampir 50 orang dan melukai 55 orang lainnya.
Video 20Detik: Ketika Pesta Pernikahan Kena Serangan Udara
(nvc/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini