Seperti dilansir Reuters dan AFP, Senin (23/4/2018), sebuah serangan udara dilaporkan mengenai sebuah pesta pernikahan yang digelar di wilayah Bani Qais, Provinsi Hajjah, sebelah utara ibu kota Sanaa. Wilayah itu diketahui dikuasai oleh pemberontak Houthi.
Houhi menyalahkan koalisi pimpinan Saudi atas serangan udara yang menewaskan banyak warga sipil pada Minggu (22/4) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan sejumlah warga setempat juga sumber-sumber medis menuturkan kepada Reuters bahwa sedikitnya 20 orang yang menghadiri pesta pernikahan itu tewas dan 30 orang lainnya luka-luka.
Juru bicara koalisi pimpin Saudi belum memberikan komentar terkait serangan yang memakan korban jiwa ini.
Jatuhnya korban tewas dalam pesta pernikahan ini terjadi sehari setelah 20 orang lainnya tewas akibat serangan udara di wilayah Yaman lainnya. Pada Sabtu (21/4) lalu, sebuah mobil yang membawa 20 penumpang menuju selatan dari provinsi Taiz terkena serangan udara koalisi Saudi.
Sejak Maret 2015, Saudi memimpin koalisi militer yang bertempur melawan Houthi yang didukung Iran, rival Saudi. Koalisi militer itu juga bertujuan untuk membantu pemerintahan Yaman yang diakui internasional untuk kembali berkuasa.
Ribuan serangan udara dilancarkan Saudi dan sekutunya. Beberapa di antaranya mengenai rumah sakit, sekolah dan pasar. Nyaris 10 ribu orang tewas dalam konflik Yaman yang disebut Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Dalam pernyataan sebelumnya, koalisi pimpinan Saudi menegaskan pihaknya tidak menargetkan warga sipil dan telah membentuk komisi investigasi untuk menyelidiki serangan udara yang memakan korban jiwa di Yaman.
(nvc/nkn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini