Seperti apa kisahnya?
Semua bermula ketika Rocky dan kawan-kawannya pada 2002 mendirikan Partai Perjuangan Indonesia Baru (PPIB). Meski ikut mendirikan, Rocky tak aktif di kepengurusan partai yang mengusung jargon "Politik Akal Sehat".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada suatu acara partai itu, Ahok yang turut hadir memperkenalkan diri kepada Rocky sebagai pengurus PIB. Saat hijrah ke Jakarta, Ahok kemudian aktif mengikuti kelas politik yang digelar oleh Rocky Gerung.
"Saya ada kelas politik dia suka diskusi di situ kadang kala dia sebut saya guru politik ya memang benar dari segi itu," kata Rocky saat Blak blakan yang tayang di detikcom, Senin (23/4/2018).
Dari sederet program kerja Ahok saat menjabat Gubernur DKI, hanya satu yang Rocky tak setuju yakni soal penggusuran. Dia tak setuju dengan argumen yang dipakai oleh Ahok dalam memindahkan warga tersebut.
"Saya tak setuju dengan gusur, argumennya kurang bagus dia bilang akan dipindahkan. Saya bilang yang dipindahkan tempat tidurnya bukan mimpinya. You bisa pindahin dia dengan tempat tidur enak tapi dia tak bisa mimpi dia merasa dicabut dari akar kebudayaannya," papar Rocky.
Meski tak setuju dengan program penggusuran di DKI, toh Rocky tetap menganggap Ahok sebagai teman. Saat Ahok menghadapi kasus hukum dugaan penistaan agama, Rocky sempat memberikan beberapa poin untuk pembelaan di pengadilan. Namun poin-poin tersebut tak digunakan oleh pengacara Ahok.
Tonton Blak-blakan bersama Rocky Gerung tentang kontroversi kitab suci fiksi:
(erd/jat)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini