KPU Jambi: '2019 Ganti Presiden' Terjadi Saat Parodi Gerindra

Jambi - KPUD Jambi memberi penjelasan soal video viral teriakan '2019 ganti presiden' di acara yang diselenggarakannya. Ketua KPUD Jambi, Subhan mengatakan teriakan '2019 ganti presiden' di video yang viral terjadi saat parodi yang diadakan Partai Gerindra.

"Pada waktu giliran Partai Gerindra menampilkan opera parodi, yang intinya Partai Gerindra mengajak pemilih menggunakan hak pilihnya di TPS, pada tanggal 17 April 2019. Di salah satu adegan ditampilkan membuka jaket yang di dalamnya ada kaos yang dipakainya bertuliskan #2019GantiPresiden selanjutnya pemain opera tersebut menyampaikan seperti yang ada dalam video," kata Subhan saat dihubungi detikcom, Senin (23/4/2018).

Baca juga: Viral '2019 Ganti Presiden' di Acara KPU Jambi, Ini Faktanya

Dalam video, terlihat ada beberapa orang berdiri di atas panggung lalu mengatakan '17 April, sudah sepakat di 2019 kita ganti presiden?' menggunakan mikrofon. Subhan menegaskan bahwa orang itu bukan berasal dari KPU.

"Yang berbicara di panggung itu bukan KPU atau MC KPU, tapi pemain parodi dari partai," ujarnya.

Acara KPU Jambi koq bisa bicara 2019 ganti Presiden @jokowi ,gmn nih @KPU_ID @Bawaslu_RI_ netralitas masi dipertanyakan🤔 @PartaiSocmed @Aryprasetyo85 @Takviri pic.twitter.com/eEtBzYZcZo

— 🌺Della wb🆔🇮🇩 (@AdellaWibawa) April 22, 2018

Subhan mengatakan penampilan seni budaya yang digelar KPU Jambi merupakan bagian acara serentak yang dilakukan seluruh KPU di Indonesia dalam rangka menyambut Pemilu 2019. Tidak ada aturan soal penampilan masing-masing parpol. Subhan menyontohkan bahwa selain Gerindra, ada pula PKB yang bicara soal ketumnya, Muhaimin Iskandar (Cak Imin).

"Tidak ada aturannya. Semua parpol menampilkan seni budaya, PKB pun menyatakan 2019 presidennya Cak Imin melalui hadrah," kata Subhan.

Baca juga: KPU Luncurkan Maskot Pemilu 2019: Sang Sura

KPUD Jambi belum mengambil sikap soal penampilan Gerindra yang jadi viral. "Belum (ada teguran), kita mau kaji dulu. KPU melayani, KPU sangat menjunjung tinggi netralitas, mohon tonton videonya secara utuh jangan sepotong-potong," tuturnya.


(imk/fjp)