"Kalau tadi kami diskusi dengan Wantannas, karena Wantannas itu dewan ketahanan nasional. Dalam konteks kemendagri, dari pemerintah pusat sampai desa dan kelurahan, apa yang perlu disinergikan," ujar Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, di kantor Kementerian Dalam Negeri, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (20/4/2018).
Pertemuan ini dilakukan oleh Tjahjo dengan Sekjen Wantanas Mayjen TNI Doni Monardo. Audiensi tersebut dilakukan secara tertutup di lantai dua gedung Kemendagri selama dua jam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tjahjo menjelaskan, pertemuan tersebut juga membahas strategi yang akan digunakan dalam membentuk ketahanan nasional. Menurut dia, ancaman ketahanan negara tidak hanya ditangani oleh TNI dan Polri, namun perlu peran serta dari masyarakat.
"Sisi strateginya itu apa, tidak hanya keamanan yang dihadapi, ini ancaman bukan hanya yang bisa ditangani TNI dan Polisi, tidak. Kita-kita semua harus terlibat," kata Tjahjo.
Dia juga mengatakan pertemuan tersebut membahas strategi antisipasi ancaman yang timbul dari radikalisme dan terorisme. Strategi ini, kata Tjahjo, nantinya perlu didukung dengan adanya data yang akurat.
"Tapi juga melawan radikalisme, terorisme, melawan siber. Itu kita perlu diskusikan supaya Wantannas juga dapat membangun pola fikir para pengambil kebijakan, yang lebih komprehensif integral tapi juga didukung dengan sebuah data yang akurat," papar dia.
Saat ini Wantanas sudah mengundang sejumlah lembaga terkait untuk menghadapi ancaman yang dihadapi bangsa. Lembaga tersebut antara lain LSM dan NGO.
"Wantannas sudah melangkah, mengundang semua lembaga. Sudah ke semua. Sudah mengundang kayak Hendardi (Setara Institute), LSM, NGO. Menghadapi ancaman spektrum, ancaman yang dihadapi bangsa ini harus melibatkan semua pihak untuk penanganannya," ucap Tjahjo. (elz/elz)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini