Sri Bintang soal 'Islam Pura-pura': Tuduhan Salah Alamat

Sri Bintang soal 'Islam Pura-pura': Tuduhan Salah Alamat

Samsudhuha Wildansyah - detikNews
Kamis, 19 Apr 2018 16:44 WIB
Foto: Zaki Alfarabi/detikcom
Jakarta - Sri Bintang Pamungkas diperiksa sebagai terlapor kasus ITE (informasi dan transaksi elektronik) atas ceramah 'Islam pura-pura'. Menurut Sri Bintang, tuduhan itu salah alamat.

"Itu tuduhan UU ITE salah alamat. Mestinya yang dituduh itu mereka (yang) menyebarkan dan mengunggah, saya saja nggak tahu," kata Sri Bintang kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (19/4/2018).

Sri Bintang juga membantah telah mendiskreditkan masyarakat muslim Tionghoa atas ceramahnya itu. Menurutnya, dia hanya berbicara tentang sifat penjajah China dalam konteks global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemudian bahwa saya juga tidak pernah bicara soal China-Islam. Jadi yang saya maksud dan yang menjadi pikiran mereka laporkan, loh saya itu bicara tentang China yang sifatnya menjajah kok tiba-tiba dilaporkan," tuturnya.

Ia merasa bingung mengapa kemudian pelapor merasa tersinggung atas ceramahnya itu. "Apakah Saudara Ipong menempatkan diri sebagai penjajah? Kenapa dia merasa terganggu dengan ucapan saya. Saya tidak bicara mengenai China-Islam, bicara tentang PITI kok tiba-tiba tersinggung," tambahnya.


Sebagai seorang muslim, menurut Sri Bintang, seharusnya Ipong bersikap tabayun sebelum melaporkan dirinya. "Saya tambahkan, kalau Saudara Ipong mengaku sebagai muslim, dia lebih baik klarifikasi dulu kepada saya, tidak tiba-tiba datang ke polisi dan menuduhkan saya macam-macam," tuturnya.

Menurut Sri Bintang, tuduhan Ipong terhadapnya itu justru akan menimbulkan konflik antarumat beragama. Dia malah berbalik curiga Ipong telah membuat skenario untuk membuka konflik.

"Apa yang disampaikan Saudara Ipong dengan tuduhannya itu dan secara terbuka di depan media bisa menimbulkan suatu bahaya konflik, khususnya antara Cina-Islam dengan pribumi-Islam. Ini kan konflik ini sedang menjadi viral di Indonesia antara Islam dengan Kristen, antara Islam NU sama Islam Muhammadiyah. Nah ini apa ada semacam skenario?" paparnya.

"Jadi saya ingin mengingatkan Saudara Ipong kalau ingin persatuan dan keamanan nasional mestinya dia ngomong dulu ke saya dan tiba-tiba menuduh saya dan di depan publik seakan-akan menunjukkan bahwa ada konflik antara Islam Tionghoa kepada pikiran-pikiran saya yang saya kemukakan sebagai niat jahat dan penjajahan orang China pada masa lalu yang sekarang masih terasa ada sisanya," tandasnya.

(mei/mei)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads