Salah seorang petugas kesehatan di rumah tunggu tersebut Lina Nur Fatwa mengatakan dari 10 ibu hamil, tiga di antaranya sudah memasuki usia kehamilan 9 bulan. Bahkan HPL diperkirakan antara 3-15 hari ke depan.
"Usia kehamilan beragam dari 3 bulan sampai 9 bulan. Yang 9 bulan ada tiga ibu hamil," kata dia saat ditemui di rumah tunggu bersalin, Kamis (19/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya korban gempa ibu hamil sengaja dipisahkan karena perlu mendapat perhatian khusus. Misalnya untuk asupan gizi, istirahat yang cukup serta kebersihan tempat mereka tinggal.
"Untuk asupan gizi sudah cukup hanya untuk tempat istirahat masih kurang sesuai. Sampai sekarang baru ada kasur matras itu membuat ibu hamil kurang nyaman. Karena kakinya tidak bisa selonjoran," terangnya.
Namun demikian saat ini semua ibu hanil dalam kondisi baik. Detak jantung bayi dalam kandungan juga dalam kondisi normal.
Pada hari pertama, terdapat ibu hamil yang ketakutan. Namun saat ini secara psikis semua ibu hamil tidak terganggu.
"Di hari pertama ada yang tensinya sampai 150 tapi sekarang sudah normal," ujarnya.
Salah seorang ibu hamil Daryanti (19) mengaku jika dirinya terpaksa mengungsi lantaran rumahnya roboh akibat gempa. Meski HPL diperkirakan 2 minggu lagi tapi ia mengaku tidak khawatir karena banyak tenaga kesehatan.
"Pas terjadi gempa saya di rumah beruntung tidak tertimpa bangunan rumah. Saat itu langsung lari keluar," tuturnya.
Sementara terdapat 15 bayi korban gempa yang mengungsi. Saat ini keperluan bayi yang masih dibutuhkaan yakni handuk bayi dan selimut. Adapaun untuk sabun bayi minyak telon dan pampers sudah tercukupi.
"Semua sudah ada tinggal handuk dan selimut yang masih dibutuhkan," jelasnya. (sip/sip)