Edy mengaku bangga terhadap dukungan dan doa yang diberikan guru-gurunya tersebut. Menurutnya, sebagai murid yang tahu diri, dia pun merasa doa dan dukungan para guru ini menambah motivasinya.
"Kalau sudah jumpa guru, kita akan selalu jadi murid. Rasanya kembali jadi anak SMA, selalu didoakan dan dinasehati jadi yang terbaik. Karena beliau-beliau inilah kita bisa seperti sekarang ini," ungkapnya dalam keterangan tertulis, Rabu (18/4/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai mantan gurunya, saya sudah bangga dia (Edy Rahmayadi) bisa jadi Pangkostrad. Tapi saya makin bahagia, anak murid saya itu rela menanggalkan pangkat dan jabatannya dan kembali untuk daerahnya, hanya karena prihatin dengan kondisi Sumut yang martabatnya mulai tergerus," kata J Habeahan, mantan Wali Kelas Edy di SMAN 1 Medan.
Habeahan mengakui sudah melihat figur seorang pimpin pada Edy sejak SMA. Edy, disebutnya, menjadi teladan bagi teman-temannya.
Guru lainnya yang pernah mendidik Edy Rahmayadi SMAN 1 Medan, K Pandiangan, menceritakan, Edy Rahmayadi semasa SMAN dikenal aktif menekuni olahraga sepakbola. Edy juga mudah bergaul sehingga disenangi teman-teman di sekolahnya.
"Dia aktif main bola. Posisinya striker. Walaupun tubuhnya tidak terlalu tinggi, dia punya kecepatan saat menyerang. Memang gaya kepemimpinan Edy sudah terlihat saat SMA," kenang Pandiangan.
Pemuda Sukarelawan Pasangan Eramas
Dukungan pada Edy juga datang dari sejumlah pemuda di Medan. Fiji Nursyahputra dan Dio Utama di antaranya. Bermodal stiker dan foto bergambar Eramas (Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah), dua pemuda ini tak sungkan menyapa dan membaur bersama kerabat dan warga yang sama sekali belum dikenal.
Tujuannya cuma satu, mensosialisasikan pasangan cagub-cawagub Sumut Eramas ke lokasi-lokasi yang belum disinggahi pasangan tersebut. Mereka mengaku rela mengenalkan diri, bercengkerama, dan membagikan stiker dan pin bergambar Eramas.
"Nggak ada yang menyuruh sih, Bang. Inisiatif saja. Pas waktu luang di luar kerjaan, kami bagiin. Kadang pas belanja ke pajak (pasar) sama istri, kami sempatkan bagi ke pedagang," kata Fiji.
Setelah dari Jalan Bintang, dijelaskan Dio, hari ini mereka berdua berboncengan naik sepeda motor ke kawasan Medan Tembung.
![]() |
"Saya rencananya mau ke Tembung, ke rumah Mamak. Kangen juga sama mamak saya. Sekalian bagi-bagiin stiker ini ke tetangga-tetangga di sana," kata Dio, yang merupakan warga Sei Berantas, Medan Baru.
Jadi sukarelawan menebar atribut pasangan Eramas, baik Dio maupun Fiji, mengaku tidak masuk dalam tim maupun relawan Eramas.
"Kami mandiri saja, Bang. Cuma inisiatif bagi-bagiin stiker. Kemarin pas saya ke rumah paman, banyak saya lihat stiker Eramas yang dibagi-bagiin. Jadi saya minta saja stiker sama pin buat dibagiin ke kawan-kawan. Saya bilang gitu ke paman saya," kata Dio.
"Ya kalau saya pribadi karena Pak Edy ini kan orang yang pas buat mimpin Sumut. Apalagi Bang Ijeck kan orangnya dermawan. Mereka asli Sumut. Jadi yang saya pikir pasti mereka paham Sumut," kata Fiji menimpali.
Meski begitu, Fiji, yang sehari-hari bekerja di perusahaan swasta, punya satu masukan untuk pasangan Eramas, yang akan bertarung pada Pilgub Sumut 27 Juni 2018.
"Ya kalau sudah duduk, dahulukan kepentingan rakyat. Perbaiki jalan rusak di perbatasan. Jangan pernah berkhianat sama rakyat," tukas Fiji.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini