"Saya kan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, ketemu Presiden, lapor Presiden kan biasa-biasa saja. Nggak ada yang terlalu dibincangkan apa sih," kata Wiranto di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/4/2018).
Wiranto mengatakan pertemuannya dengan SBY terkait dengan masa pemerintahan yang berjalan lima tahun sekali. Dia mengistilahkan tahun pemilu ini dengan kalimat 'demokrasi lima tahunan'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Wiranto-SBY Bertemu di Mega Kuningan |
"Jadi begini ya, saya memang dalam rangka katakanlah dua tahun untuk merampungkan demokrasi di lima tahunan ini, saya tidak sebut tahun politik. Kalau tahun politik itu konotasinya nanti ramai, ribut, ada konflik, dan sebagainya. Tapi ya, menurut saya, lebih baik tahun demokrasi, ya," katanya.
Dia mengatakan pertemuan dengan SBY itu membahas bagaimana rakyat secara sukacita diberi hak memilih calon pemimpin. Dia mengatakan pertemuan itu untuk bertukar pikiran antartokoh politik.
"Sehingga di situ ada rasa aman, rasa nyaman, damai, bisa bebas memilih tanpa indikasi atau intimidasi mana pun. Itu memang hal yang harus kita bangun. Oleh karena itu, untuk kepentingan ke sana, saya memang sudah menjadwalkan untuk bertemu dengan para tokoh politik. Bertemu dengan para pimpinan partai politik. Untuk apa? Untuk sharing. Untuk bincang-bincang bagaimana, kita bersama-sama kita menjaga agar pemilu, pilkada serentak ataupun pemilu legislatif dan pemilu presiden ini bisa berjalan dengan aman, tertib, lancar, dan sukses," jelasnya. (jor/nkn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini