Seperti dilansir kantor berita AFP, Rabu (18/4/2018), latihan militer pada hari Rabu (18/4) dengan menggunakan peluru sungguhan ini, merupakan yang pertama kali digelar di perairan tersebut sejak tahun 2016. Latihan militer ini bertepatan dengan kunjungan Presiden Taiwan Tsai Ing-wen ke Swaziland, salah satu dari segelintir sekutu internasional bagi Taiwan.
Pemerintah China hanya memberikan keterangan minim mengenai manuver tersebut. Pekan lalu, badan keselamatan maritim provinsi Fuji hanya menyatakan, latihan militer tersebut akan digelar mulai pukul 08.00 hingga tengah malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hubungan antara pemerintah China dan Taiwan telah memburuk sejak Presiden Tsai dilantik pada Mei 2016, sebagian karena presiden perempuan itu tidak mendukung sikap bahwa Taiwan dan China merupakan bagian dari satu negara. Selama ini Beijing menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya yang pada akhirnya harus kembali bergabung, bahkan jika perlu dengan kekerasan.
Partai Democratic Progressive Party (DPP) yang menaungi Tsa sejak lama merupakan partai yang pro-kemerdekaan. Pemimpin baru partai tersebut, William Lai telah sejak lama menjadi pendukung kemerdekaan Taiwan.
Pada 20 Maret lalu, Presiden China Xi Jinping mengingatkan bahwa "semua tindakan dan trik untuk memisahkan diri dari negara tersebut ditakdirkan untuk gagal". Peringatan itu disampaikan Xi setelah parlemen China membuat dirinya bisa menjadi presiden seumur hidup. (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini