"(Tahun) 2018 harus lebih baik dari 2017. Semua harus jujur, sportif," kata Arief kepada detikcom di kantornya, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (18/4/2018).
Arief mengatakan, saat proses seleksi siswa baru, biasanya ada peserta yang membawa surat berisi rekomendasi dari keluarga atau kerabatnya yang berdinas di kepolisian agar lolos seleksi. Menyikapi upaya kecurangan itu, Arief menegaskan akan membacakan surat rekomendasi tersebut di depan peserta lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kasih pilihan, 'Kamu mau terus apa saya diskualifikasi?' Kalau sekarang, tidak ada alasan, akan saya bacakan depan peserta," sambung dia.
Arief menuturkan bersih-bersih di lingkungan SDM Polri berhasil menghilangkan budaya 'titip-titipan'. Dia menyampaikan tujuan digelarnya proses rekrutmen yang bersih adalah menambah semangat kompetisi yang sehat.
"Alhamdulillah sekarang tidak ada titip-titipan. Kapolri, Wakapolri bisa tidur nyenyak. Karo Psikologi juga enak. Itu tadi sebenarnya untuk membangkitkan semangat kompetisi secara sehat. Kalau dulu-dulu kan orang tidak ada persiapan, pikirnya bisa minta tolong," terang dia.
Pengumuman kelulusan di Akpol sendiri pernah ricuh ternyata, begini ceritanya:
(aud/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini