"Komitmen dia terhadap ideologi; kedua, dia adalah orang yang dianggap paling memahami ideologi tersebut akibatnya dijadikan sumber rujukan bagi pengikutnya. Aman di mata saya adalah ideolog terpenting kalau kita bicara tentang ISIS di Indonesia. Maka dia sumber rujukan kelompok," kata Solahudin saat bersaksi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Jalan Ampera Raya, Jakarta Selatan, Selasa (17/4/2018).
Ia menggambarkan sosok Aman merupakan orang yang berkomitmen terhadap ideologi yang disebarkan. Selain itu, Aman dianggap memiliki hafalan kitab-kitab dan rajin menerjemahkan tulisan ulama luar negeri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan hasil penelitiannya, Solahudin menyebut Aman awalnya dikenal sebagai ustaz di salah satu masjid. Aman mulai terkenal pada 2003 saat terlibat bom Cimanggis.
"Sebenarnya nama Aman muncul agak mendadak tahun 2000-an, saya mulai mendengar nama dia sekitar 2003, muncul sosok baru di kalangan kelompok jihad, tentang seorang yang pintar. Sebelumnya beliau bukan lahir di kalangan kaum ekstremis. Dia lebih dikenal sebagai ustaz salafi, dikenal dai di masjid (sekitar) Lenteng Agung," ucapnya.
Menurutnya, Aman cukup aktif mengadakan pengajian hingga akhirnya ditangkap 2010 terkait pendanaan latihan militer di Aceh. Bahkan, dari balik penjara, Aman tetap bisa menyebarkan pemahamannya.
"Tetap, ada posisi formal seperti duduk di organisasi, ada posisi langgeng sebagai sumber rujukan kelompoknya, baik di dalam lapas atau di luar, tetap sebagai ideolog, di lapas dia tetap rajin memberikan tausiah dan menerjemahkan tulisan-tulisan," ujarnya.
Menurutnya, kajian Aman banyak disebarkan di website dan channel-channel Telegram. Kajian Aman banyak dijadikan rujukan para pengikutnya. (yld/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini