"Kita tahu elektabilitas Pak Gatot kan kecil sekali, nggak mungkin bisa dijadikan capres alternatif oleh kita," kata Habiburokhman di Dunkin Donut Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (17/4/2018).
Dia menyebut mandat capres 2019 kepada Prabowo saat rakornas di Hambalang pada 11 April lalu sudah final. Artinya, tidak ada lagi nama calon yang akan muncul sebagai capres Gerindra.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Soal kemungkinan Gatot disodorkan jadi cawapres Prabowo, Habiburokhman mengatakan harus ada kajian mendalam. Sebab, Prabowo dan Gatot sama-sama memiliki latar belakang militer.
"Karena Pak Prabowo militer, Pak Gatot militer, apakah itu bisa dijual pasangan yang sama-sama militer? Kita tahu itu isu yang cukup sensitif juga bagi pemilu kita," jelasnya.
Habiburokhman menilai masih banyak nama lain yang bisa dipasangkan dengan Prabowo yang tidak berlatar belakang militer. Jadi pasangan capres-cawapres Gerindra dalam Pemilu 2019 bisa mewakili rakyat.
"Jadi kan kita bangsa besar, banyak tokoh-tokoh negarawan yang berpotensi dengan berbagai macam latar belakang. Jadi konsep keterwakilan itu apakah bisa dijawab kalau dua-duanya militer. Kalau (Gatot) jadi cawapres dari Pak Jokowi ya monggo, silakan," terangnya.
Sebelumnya, politikus PKS Nasir Djamil mengaku ragu atas pencalonan Prabowo. Menurut dia, Prabowo akan menyerahkan tiket kepada eks Panglima TNI Gatot Nurmantyo.
"Saya nggak yakin Prabowo maju. Saya punya analisis tiket itu akan diberikan ke orang lain. Yang paling berkesempatan untuk mendapatkan itu adalah Gatot Nurmantyo," kata Nasir di gedung DPR, Senayan, Senin (16/4). (idn/idh)