Suherman saat itu tengah mengajari gamelan para pelajar dari SMPN 1 Gegesik. Meninggalnya Suherman menjadi duka yang mendalam bagi seniman di Cirebon, khususnya Gegesik. Suherman merupakan anak dari maestro dalang wayang asal Gegesik, Basari.
Suwartono Basari (35) tak menyangka kakaknya meninggal dalam peristiwa tersebut. Hanya Suwartono dan Suherman yang berjuang mengembangkan kesenian, khususnya pewayangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suwartono bakal merindukan saat-saat berdiskusi dengan kakaknya. Ia menceritakan sanggar milik Suherman yang keruntuhan tembok gudang walet tua itu merupakan sanggar baru yang dibangun Suherman.
Suwartono sempat memiliki firasat buruk dan meminta maaf kepada Suherman sebelum kejadian. Sekitar sebulan yang lalu, dia berkunjung ke sanggar Suherman untuk meminta maaf. Permintaan maaf Suwartono itu menjadi pertemuan dan diskusi terakhirnya dengan sang dalang.
"Sering beda pendapat, namanya juga seniman. Bulan lalu, saya itu punya firasat ada yang ganjal di pikirannya. Saya ke sini (rumah duka) menemui kakak saya untuk meminta maaf. Saya kan di Indramayu ikut istri, jadi enggak ketemu lagi. Ke sini pas dengar kabar duka," ucapnya.
Sebelum menjadi dalang, Suwartono sempat belajar dan ikut grup pewayangan milik Suherman. "Kehilangan sekali. Murid Kang Herman itu banyak, anak sekolah dan lainnya. Saya enggak nyangka seperti ini," kata Suwartono.
Peristiwa maut itu terjadi di sanggar milik Suherman, Desa Gegesik Wetan, Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Senin (16/4/2018). Suherman saat itu sedang melatih gamelan sejumlah pelajar SMPN 1 Gegesik. Sekitar pukul 10.30 WIB, tembok gudang walet tua yang lokasinya beriringan dengan sanggar itu runtuh.
Sementara itu, Danramil Gegesik Kapten Arm Atep menyebutkan saat kejadian sebanyak 13 orang tengah berlatih gamelan di sanggar seni. Dari 13 orang tersebut, sambung Atep, hanya dua yang berhasil menyelamatkan diri.
"Total korban ada 11 orang. Dan, yang meninggal itu ada tujuh, empat korban lainnya mengalami luka dan dilarikan ke rumah sakit," kata Atep saat ditemui di lokasi.
Atep mengatakan pihaknya mengerahkan alat berat untuk membersihkan puing-puing tembok. "Ini bukan pencarian korban, hanya pembersihan reruntuhan tembok saja," ujar Atep.
Berikut nama-nama korban meninggal dunia akibat runtuhnya tembok gudang walet tua yang menimpa sanggar seni di Cirebon :
1. Suherman Basari (48), pemilik sanggar sekaligus guru seni
2. Arid SMPN 1 Gegesik
3. A Zikri SMPN 1 Gegesik
4. Andra SMPN 1 Gegesik
5. Ferdi SMPN 1 Gegesik
6. Suprapti SMPN 1 Gegesik
7. Fada SMPN 1 Gegesik
Korban luka-luka yang sempat dirawat rumah sakit dan Puskemas.
1. Tri Intan (kritis, masih dirawat di rumah sakit)
2. Gina
3. Fitri
4. Umu
(bbn/bbn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini