"Kami menahan serangan ini," ujar seorang pejabat senior Suriah yang pro-rezim Presiden Bashar al-Assad kepada Reuters, Sabtu (14/4/2018).
"Kami mendapatkan peringatan dini soal serangan itu dari Rusia ... dan seluruh pangkalan militer telah dievakuasi sejak beberapa hari terakhir," sebut pejabat yang enggan disebut namanya itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam laporan terpisah, televisi nasional Suriah mengklaim sistem pertahanan udara militer Suriah telah menembak jatuh 13 rudal yang mengudara di area Damaskus. Disebutkan televisi nasional Suriah bahwa rudal-rudal itu ditembak jatuh di area Kiswah, Damaskus bagian selatan.
Televisi nasional Suriah menyebut serangan udara AS dan sekutunya hanya memicu kerusakan material di sebuah pusat penelitian ilmiah di distrik Barzeh, Damaskus. Serangan rudal itu disebut menghancurkan sebuah gedung yang menjadi lokasi pusat kajian dan laboratorium.
"Kami sedang melakukan penaksiran kerusakan material," sebut pejabat senior Suriah.
Kepala Staf Gabungan AS, Jenderal Joseph Dunford, menyebut setidaknya ada tiga target dalam serangan udara ini. Tiga lokasi itu antara lain sebuah pusat penelitian ilmiah di Damaskus, kemudian sebuah fasilitas penyimpanan senjata kimia di sebelah barat Homs, Suriah dan sebuah fasilitas penyimpanan perlengkapan senjata kimia dan sebuah pos komando penting yang letaknya tak jauh dari target kedua.
Dalam konflik Suriah yang pecah tahun 2011, rezim Assad didukung Rusia dan Iran serta kelompok milisi Syiah yang didukung Iran termasuk Hizbullah dari Libanon. Laporan terbaru dari televisi nasional Suriah menyebut ada 'poros antiteror' pro-Damaskus yang ikut menghadapi serangan AS dan sekutunya. Pernyataan ini menandai rezim Assad mungkin mendapat bantuan Rusia dalam menangkal serangan udara ini.
(nvc/nkn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini