Pernyataan itu disampaikan pemimpin badan dunia tersebut menyusul gagalnya Dewan Keamanan PBB menyetujui respons atas dugaan serangan kimia di Douma, Suriah pada Sabtu (7/4) lalu. Kegagalan terjadi karena Rusia menggunakan hak vetonya untuk menggagalkan resolusi DK PBB mengenai pembentukan penyelidikan dugaan penggunaan senjata kimia di Suriah.
"Saya juga telah mengikuti dengan seksama perkembangan di Dewan Keamanan dan menyesalkan karena Dewan sejauh ini tak bisa mencapai kesepakatan mengenai masalah ini," ujar Guterres mengenai Amerika Serikat, Rusia, China, Prancis dan Inggris selaku negara anggota tetap DK PBB yang memiliki hak veto.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jangan sampai kita lupa bahwa, pada akhirnya, upaya-upaya kita harus bisa mengakhiri penderitaan yang mengerikan dari rakyat Suriah," tandasnya.
Pada Selasa (10/4) waktu setempat, Dewan Keamanan PBB gagal mengeluarkan resolusi mengenai penyelidikan dugaan penggunaan senjata kimia di Douma yang dikuasai pemberontak. Puluhan orang, termasuk perempuan dan anak-anak dilaporkan tewas dalam serangan pada Sabtu (7/4) tersebut. Negara-negara Barat menuding rezim Presiden Bashar al-Assad mendalangi serangan kimia tersebut. Tuduhan ini telah dibantah keras pemerintah Suriah dan sekutu utamanya, Rusia. (ita/ita)











































