Badan pesawat yang ditaruh di atas ketinggian sekitar tiga meter mulai dicat sehingga tampak baru. Pintu, jendela, sayap, dan ekor pesawat kini sedang diperbaiki dan dipermak. Proses pemugaran yang dilakukan sejak Senin, 2 April, lalu ini diperkirakan membutuhkan waktu 14-20 hari.
Pimpinan proyek pemugaran Fendi Hananto mengatakan GMF sebagai penjamin kelayakan terbang pesawat memiliki tanggung jawab sosial melestarikan replika pesawat pertama Indonesia tersebut. Perbaikan ini merupakan inisiasi GMF dengan Garuda Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, proses pemugaran ini dilakukan setiap hari mulai pukul 09.00 hingga 18.00 WIB. Bagian pesawat yang dipugar adalah pintu, jendela, pembersihan korosi pada badan, sayap, serta ekor. GMF, katanya, berusaha semaksimal mungkin mengembalikan pesawat Dakota RI-001 Seulawah ini seperti dulu.
"Replika pesawat ini akan kami cat untuk mengembalikan warnanya seperti semula," jelas Fendi.
Sebelum dipugar, kondisi replika pesawat Dakoda RI-001 Seulawah ini sangat memprihatinkan. Warnanya sudah mulai pudar. Pintu depan sebelah kiri hilang dan kaca banyak yang pecah. Sekilas, burung besi Indonesia pertama ini seperti tidak terawat.
Badan pesawat yang ditaruh di atas ketinggian sekitar tiga meter ini menjadi salah satu objek wisata di kawasan Blang Padang. Lokasi ini selalu ramai warga yang berolahraga pada sore hari. Di bawah pesawat, terpasang keramik yang bersih. Pemandangan ini memang kontras dengan kondisi pesawat.
Selain itu, di bawah pesawat ditaruh sebuah batu monumen yang bertuliskan sejarah singkat pesawat yang dibeli dari hasil patungan masyarakat Aceh Tersebut. Replika pesawat itu sendiri dibuat pada 29 Juli 1984.
(tfq/tfq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini