Ia tinggal Desa Penggarutan ini hidupnya hanya mengandalkan belas kasih dari orang lain atau tetangga. Sehari hari, keluarga ini menempati sebuah bangunan rumah kecil ditengah area perkebunan yang berjarak 300 meter dari pemukiman warga.
Kondisi keluarga ini cukup memprihatinkan secara ekonomi. Tidak ada kepala keluarga yang mencarikan nafkah keluarga ini. Untuk makan sehari hari hanya mengandalkan bantuan dari orang lain dan warga terdekat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dulu, nafkah keluarga mengandalkan dari Samah yang bekerja sebagai buruh. Namun kini Samah, tidak lagi mampu bekerja lagi karena faktor usia.
"Setahu saya, dulu kerja buruh tani, tapi sekarang tidak kuat kerja. Paling dapat dari pemberian orang lain," ujar Johan Firdaus, Rabu (11/4/2018) siang.
Johan menambahkan, selain soal ekonomi, Saroyah juga mengalami gangguan jiwa.
Diceritakan Johan, Saroyah mengalami gangguan jiwa sejak menikah 10 tahun silam. Saroyah menikah sekitar umur15 tahun dan tidak menyelesaikan pendidikan SMP.
Saat hamil anak pertama, dia ditinggal suaminya pergi dan tidak pernah kembali lagi. Anaknya bernama Aminudin saat ini berumur 10 tahun.
Beberapa tahun kemudian, dia menikah siri dengan lelaki lain. Namun suaminya juga pergi. Setelah anak kedua ini lahir, suaminya juga meninggalkan Saroyah dengan membawa bayinya.
Penderitaan Saroyah belum selesai sampai disitu. Dia juga mengalami tindak perkosaan hingga hamil. Beberapa hari setelah melahirkan, anak ketiga Saroyah meninggal dunia.
"Dia pernah menikah dua kali. Nikah resmi dan siri. Terakhir pernah diperkosa dan hamil. Tapi bayinya meninggal," terang Johan.
Kondisi keluarga ini berdampak pula pada anak Saroyah, Aminudin. Sebagai anak yang tidak memiliki bapak dan memiliki ibu dengan gangguan jiwa, Aminudin kerap mendapat ejekan dari teman sekolahnya.
Kondisi Saroyah dan anaknya ini mendapat perhatian dari Komnas Anak dan Lembaga Puspaga (Pusat Pendidikan Keluarga).
Rozak, anggota Puspaga didampingi Rizky Fajar Afriansyah dari Komnas Perlindungan Anak Kabupaten Brebes mengaku sedang mengupayakan pengobatan terhadap Saroyah yang mengalami gangguan jiwa. Wanita ini akan dirujuk ke RS Jiwa agar kembali normal.
"Alhamdulillah kemarin sudah kita cetakkan kartu BPJS untuk keperluan pengobatan Saroyah," ungkap Rozak.
Selain itu, kedua lembaga ini juga sedang berupaya untuk memindahkan Aminudin dari sekolah lama. Hal ini untuk menghindari agar tidak dibully oleh teman-temannya. (bgs/bgk)