Rapat dipimpin oleh Ketua Komisi X, Dede Yusuf, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (11/4/2018). Ketua Umum PB IDI Ilham Oetama Marsis dan jajarannya hadir di rapat ini.
Satu per satu anggota Komisi bidang kesehatan ini mencecar para elite IDI. Mereka mempertanyakan soal sanksi yang dijatuhkan kepada dr Terawan oleh Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"dr Terawan ini sebagai sesuatu yang sebenarnya bisa kita apresiasi kalau diberlakukan dengan baik dan benar," kata anggota Komisi IX, Oki Asokawati.
Dia berpendapat, dokter yang berkualitas di Indonesia adalah solusi bagi warga Indonesia yang selama ini harus mencari pengobatan sampai mancanegara. Namun dr Terawan yang berkemampuan 'cucu otak' malah diberi sanksi.
"Untuk kasus dr T (Terawan) ini, etika mana yang dilanggar? Ataupun ada disiplin kedokteran yang dilanggar? Bagaimana juga dengan terapi-terapi herbal di luar sana?" tanya Oki.
Anita Jacoba Gah dari Fraksi Partai Demokrat juga menyampaikan ketidak-terimaannya atas sanksi yang dijatuhkan ke dr Terawan. Soalnya di dapilnya, Nusa Tenggara Timur, ada kasus dokter melakukan malpraktik tapi malah dibiarkan oleh IDI.
"Nah yang dilakukan dr Terawan ini baik, tapi kenapa IDI jadi seperti ini? Ini harus ada penjelasan dari IDI. Jangan membuat rakyat bingung," kata Anita.
Anggota Komisi IX Imam Suroso mempertanyakan perihal tahapan yang sudah diterapkan IDI terhadap dr Terawan, sebelum IDI menjatuhkan sanksi ke dokter itu. Dia juga membandingka dr Terawan dengan dokter-dokter lain di luar negeri yang didukung oleh komunitas dokter negaranya bila dokter itu punya terobosan.
"Negara lain saja membenarkan terobosan baru," ujar Imam.
Dede Yusuf mempertanyakan perihal penjatuhan sanksi etik IDI terhadap dr Terawan dari segi ekspansi ahli kesehatan transnasional. "Jangan-jangan dokter-dokter asing akan mengambil alih bidang itu?" tanya Dede.
Hingga saat ini rapat masig berlangsung. IDI diberi kesempatan menjawab pertanyaan yang dicecarkan anggota dewan. (dnu/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini