Hadir di Tengah Peneliti ITS, Ketum PPP Didoakan Jadi Wapres

Hadir di Tengah Peneliti ITS, Ketum PPP Didoakan Jadi Wapres

Mega Putra Ratya - detikNews
Senin, 09 Apr 2018 19:53 WIB
Foto: Dok PPP
Jakarta - Ketua Umum PPP, M Romahurmuzy, menjadi salah satu pembicara dalam Focus Group Discusson (FDG) di Institut Teknonologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya. Para peneliti mengeluhkan mandegnya inovasi di Indonesia.

Banyak peraturan yang dikeluarkan pemerintah yang malah membuat inovasi terhambat. Akhirnya, produk-produk asing merajai Nusantara, sementara brand lokal hilang.

Keluhan ini misalnya disampaikan oleh Direktur Eksekutif PUI SKO ITS Muhammad Nur Yuniarto. Yuniarto menyebut saat peneliti yang melakukan inovasi malah seringkali diragukan banyak pihak, termasuk oleh masyarakat. Belum lagi tidak adanya dukungan dari pemerintah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Contohnya saja, saat kami membuat motor listrik, banyak pertanyaan mulai dari kekuatan, cara mengisi daya, hingga lainnya yang kesannya meragukan," kata Yuniarto.

Padahal produk serupa sudah digunakan oleh Suku Asmat di Papua. Dan produk itu terbukti bisa dipakai dengan baik.

"Saat ini BMW sudah membuat mobil listrik. Bahkan produk mobil listrik China sedang antre masuk Indonesia, karena pasarnya yang besar. Sedangkan kita lebih banyak mengkritik inovasi yang sedang dilakukan," tambah Yuniarto.


Sementara itu Irnanda Laksanawan, Anggota Dewan Riset Nasional juga mengakui banyaknya kendala inovasi yang ada di Indonesia. Ia berharap saat ini RUU inovasi yang mereka usulkan bisa segera teralisasi.

"Saya yakin PPP yang dipimpin Pak Rommy yang juga seorang insinyur ini, akan mendukung RUU Inovasi ini," kata Irnanda.

Ia menyebut, Rommy merupakan sosok anggota DPR dan ketua Partai yang berlatar belakang pendidikan di bidang teknologi.

"Beliau ini adalah seorang insinyur dari Institut Teknologi Bandung. Jika beliau diberi kekuasaan, maka akan bisa mempunyai keberpihakan yang besar pada pengembangan teknologi dan inivasi. Mudah-mudahan Pak Rommy menjadi Wakil Presiden," tambah Yuniarto.

Sementara itu Rommy dalam sambutannya juga mengakui bahwa saat ini produk yang Indonesia yang dihasilkan dari rekayasa teknologi relatif tidak ada. Ia mencontohkan, hanya tiga dari sepuluh komoditas ekspor terbesar hanya yang mengandung teknologi yaitu otomotif, teksit dan produk tekstil, dan elektronik.

"Dari tiga komoditas ekspor itupun bukan berteknologi tinggi," kata Rommy.


Rommy menambahkan produk Indonesia yang mendunia saat ini hanyalah produk 'indomie' yang tidak mempunyai kandungan teknologi.Alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) ini menyebutkan bahwa riset adalah masalah lintas sektoral dan perlu kordinasi sejumlah pihak terkait.

Ia mencontohkan kesuksesan riset hingga menjadi sebuah produk harus didukung oleh perguruan tinggi, industri, dan kementerian keuangan. Belum lagi terkait dengan sektor lain seperti bidang maritim dan lainnya. (ega/nwy)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads