Melalui sambungan video call dengan sang anak, Parsim (33), Parinah menceritakan kondisinya selama ini.
"Keadaan saya baik. Alhamdulilah saya sekarang di KBRI, tapi tidurnya di rumah kos-kosan. Senang sih, tapi kan masalah cuma masalah gaji belum. Seneng tapi tidak punya uang kalau pulang, seneng sih seneng kalau ketermu keluarga," kata Parinah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Parinah bercerita dia akan kembali ke Indonesia pada besok sore dari London. Dia memperkirakan akan tiba di rumah pada Kamis (12/4) pagi. Sedangkan majikannya yang bernama Ali Abdullah dan Fatiah serta kedua anaknya, kata Parinah telah ditahan pihak Kepolisian london.
"Urusan manjikan saya sedang diurus, majikan saya juga sudah dimasukkan penjara karena punya kesalahan. Karena tidak bayar aku, visa yang dari Saudi sudah habis sudah lama tidak diberikan lagi, paspor juga sudah basi, jadi di perbaruin lagi. Saya minta dipulangin tidak dipulangin, banyak masalah bukan hanya tidak mau membayar saya saja. Jadi di negara Inggris ini tidak bisa kasih uang saya, karena sekarang majikan saya sudah ditahan, semua 4 orang suami istri dan dua anaknya," ceritanya.
Parinah dibawa ke London oleh sang majikan yang dia sebut berasal dari Arab Saudi. Selama bekerja pada mereka, Parinah mengaku tak pernah mengalami kekerasan. Namun saat dia ingin menagih upah dan menyatakan keinginannya untuk pulang ke Indonesia, majikannya selalu mengelak.
"Cuma dikasih uang untuk kirim 1.000 Pounsterling, tapi lupa tidak tahu tahun berapa. Setelah itu tidak menerima (uppah) lagi saya. Dulu saya sering minta, tapi bilangnya jangan diambil terus nanti habis. Nanti kamu tidak punya pegangan uang kalau udah tua bilangnya gitu. Terus saya pikir saya mau minta, saya mau pulang tapi dijawab nanti aja nanti aja. Tiap tahun saya minta mau pulang, nanti aja uang kamu banyak di bank jangan khawatir," urainya.
"Selama di Inggris kalau mau keluar bareng-bareng tidak pernah pergi sendiri," pungkas Parinah. (arb/sip)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini