OKI Kutuk Serangan Kimia Rezim Assad terhadap Warga Suriah

OKI Kutuk Serangan Kimia Rezim Assad terhadap Warga Suriah

Rita Uli Hutapea - detikNews
Senin, 09 Apr 2018 12:50 WIB
serangan kimia di Douma, Suriah (Foto: BBC World)
Damaskus - Organisasi Kerja sama Islam (OKI) mengutuk serangan senjata kimia terhadap warga sipil yang terjadi di distrik Douma, Ghouta Timur, Suriah. Serangan yang diduga dilakukan rezim Presiden Bashar al-Assad tersebut menewaskan lebih dari 70 orang, termasuk perempuan dan anak-anak

"Saya mengutuk serangan-serangan Bashar al-Assad terhadap warga sipil yang tak berdaya," tegas Sekjen OKI, Yousef bin Ahmed Al-Othaimeen, seperti dilansir media Turki, Anadolu Agency, Senin (9/4/2018).

Dikatakannya, serangan kimia di daerah kantong pemberontak Suriah tersebut merupakan pelanggaran hukum internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Serangan kimia pada Sabtu (7/4) di Douma tersebut memicu kemarahan dunia internasional. Uni Eropa menyatakan, bukti-bukti di Douma menunjukkan bahwa rezim Assad bertanggung jawab atas serangan kimia di daerah kantong pemberontak tersebut.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menyatakan, komunitas internasional harus meningkatkan langkah-langkah untuk melindungi warga sipil Suriah.

Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron juga menuding rezim Suriah melakukan serangan zat kimia terhadap warga sipil di Douma tersebut. Tudingan ini disampaikan dalam pembicaraan via telepon dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Dalam statemen yang dirilis istana kepresidenan Prancis, Istana Elysee seperti dilansir kantor berita AFP, Senin (9/4/2018), disebutkan bahwa Macron "mengutuk keras serangan kimia pada 7 April terhadap penduduk Douma."

Dalam statemen itu disebutkan, Macron dan Trump berbagi informasi yang mengonfirmasi penggunaan senjata kimia dan akan mengkoordinasikan upaya-upaya mereka dalam sidang Dewan Keamanan PBB di New York yang akan digelar pada Senin (9/4) waktu setempat.

Sebelumnya, Trump telah mengingatkan akan "ada harga mahal yang harus dibayar" setelah serangan kimia pada Sabtu (7/4) waktu setempat tersebut. Serangan itu terjadi saat para pemberontak mulai melakukan evakuasi dari Douma, daerah kantong terakhir yang mereka kuasai di Ghouta Timur, sesuai kesepakatan dengan rezim Suriah.

"Banyak yang tewas, termasuk perempuan dan anak-anak, dalam serangan KIMIA di Suriah," demikian cuitan Trump di Twitter, seraya mengecam Presiden Assad dan Presiden Rusia Vladimir Putin, sekutu utama rezim Suriah.

Pemerintah Suriah telah membantah tuduhan tersebut.

Organisasi White Helmets mengatakan bahwa gas klorin beracun telah digunakan pada Sabtu (7/4) malam waktu setempat. Dalam pernyataan bersama dengan Syrian American Medical Society, White Helmets menyatakan bahwa lebih dari 500 orang di bawa ke pusat-pusat medis "dengan gejala-gejala yang mengindikasikan paparan ke zat kimia". (ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads