Para relawan pasukan penyelamat Helm Putih (White Helmets) mencuitkan foto yang menunjukkan sejumlah mayat di dalam ruang bawah tanah. Organisasi itu juga menyebutkan jumlah korban tewas kemungkinan meningkat.
Namun, laporan tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.
Pemerintah Suriah menyebutkan tuduhan adanya serangan zat kimia itu merupakan "isapan jempol".
Sebuah cuitan organisasi Helm Putih lainnya menyebutkan jumlah korban tewas mencapai 150 jiwa, namun cuitan itu kemudian dihapus.
- Turki, Iran dan Rusia tegaskan solusi politik di Suriah lebih penting dibanding aksi militer
- Perang Suriah: 'Kesepakatan dicapai' untuk evakuasi korban luka dari Douma
Departemen Luar Negeri AS mengatakan memantau laporan "yang sangat menganggu tersebut, dan bahwa Rusia - yang berperang bersama pemerintah Suriah - harus bertanggung jawab jika zak kimia mematikan digunakan dalam serangan tersebut.
"Sejarah penggunaan senjata kimia oleh rezim terhadap warganya sendiri tidak diperdebatkan," jelas departemen luar negeri.
"Pada akhirnya Rusia yang memikul tanggung jawab atas serangan brutal dengan senjata kimia terhadap warga Suriah yang tak terhitung jumlahnya."
Pusat Media Ghouta pro-oposisi mencuitkan bahwa lebih dari seribu orang menderita akibat efek yang diduga dari serangan gas.
Pusat Media Ghouta menuduh sebuah bom barel yang diduga dijatuhkan oleh sebuah helikopter yang disebutkan berisi sarin, sebuah gas syaraf.
Douma merupakan kota terakhir yang dikuasai pemberontak di wilayah Ghouta Timur, dan dalam kepungan pasukan pemerintah. (nkn/nkn)