"Gerakan kemanusiaan ACT ini sudah sangat baik, karena menolong sesama umat manusia dan semoga dengan cara yang baik pula akan memberikan energi positif bagi pertanian Indonesia dan kebaikan masyarakat kita secara lebih luas lagi," kata Amran dalam keterangan tertulis, Sabtu (7/4/2018).
Alumnus Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar ini mengaku bersyukur karena kapal tersebut telah sampai di Gaza, Palestina, pada Senin (26/3/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, dia menegaskan sikap pemerintah terhadap isu Palestina yang disampaikan beberapa kali oleh Presiden Jokowi tidak berubah. Dalam sidang OKI di Jakarta pada 2016 dan dalam berbagai event diplomasi internasional lainnya, Presiden Jokowi selalu menyerukan kemerdekaan bagi bangsa Palestina.
"Sikap Kementerian Pertanian tentunya sejalan dengan kebijakan Presiden Jokowi. Sebagai negara yang secara resmi mendukung kemerdekaan Palestina dan sebagai bangsa yang mayoritas penduduknya muslim. Bantuan beras dan bantuan lainnya kepada saudara muslim yang sedang menderita di negara lain, khususnya di Palestina, pasti kami sangat mendukungnya," tegas Amran.
Dia mengungkapkan bentuk dukungan pemerintah terhadap kemerdekaan Palestina diimplementasikan dengan membuka Konsulat Kehormatan di Ramallah dan terus mendorong ASEAN dan PBB mendukung kemerdekaan Palestina. Diplomasi pemerintahan Indonesia pun terus bergerak membela rakyat Palestina. Hal tersebut, menurutnya, pernah disampaikan Presiden Jokowi dalam pidato kenegaraannya pada HUT ke-72 Kemerdekaan Republik Indonesia dalam Sidang Bersama DPD dan DPR.
"Kapal kemanusiaan Palestina ini akan memperkuat solidaritas sesama muslim, baik yang berada di luar negeri maupun sesama umat muslim di Indonesia. Pandangan kebangsaan ini merupakan implementasi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, dan keadilan sosial yang ada di dalam dasar negara kita," jelas Amran.
Sebelumnya, beras sebanyak 2.000 ton dari masyarakat Indonesia yang dilepas Aksi Cepat Tanggap (ACT) melalui program Kapal Kemanusiaan Palestina (KKP) pada Rabu (21/2) sudah tiba di Gaza pada Senin (26/3).
"Sampainya KKP ini, lebih cepat enam hari dari perkiraan yang direncanakan sebelumnya," ungkap Direktur Global Humanity Response ACT, Bambang Triono. Hal tersebut, lanjut Bambang, menjadi pencapaian yang luar biasa dalam sejarah kemanusiaan Indonesia dan hubungan Indonesia dengan Palestina.
Warga Gaza pun menyambut baik kepedulian warga Indonesia melalui bantuan beras ini. Tak ayal, nama Indonesia pun menggema di setiap doa warga Gaza, Palestina. Tampak bendera Indonesia dan ACT pun berkibar dalam konvoi iring-iringan truk yang membawa 2.000 ton bantuan beras dari rakyat Indonesia.
"Sebenarnya nama Indonesia dan ACT tak asing lagi di mata warga Gaza, karena sering kali bantuan dari warga Indonesia melalui program-program kemanusiaan ACT telah dinikmati dan dimanfaatkan warga Gaza. Nama Indonesia sudah tertambat di hati warga Gaza dan selalu melekat terus di hati mereka," tandas Bambang.
Maka tak heran, dalam aksi memperingati Land Day ke-42 tentang Al Awdah March pada Jumat (30/3), berkibar bendera Palestina, bendera Indonesia, bersama bendera ACT di antara kerumunan massa. (ega/mpr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini