"Saya melihat, dr. Terawan ini kan telah mengembangkan inovasi pengobatan untuk pasien berpenyakit stroke. Tentunya, jika inovasi ini dapat membantu banyak pasien, dan bisa dikembangkan lebih baik lagi, tentu dr. Terawan seharusnya mendapat dukungan dan pernghargaan, bukan malah pemecatan. Saya pikir IDI perlu meninjau ulang pemecatan itu," tegas Taufik kepada wartawan, Jumat (6/4/2018).
Waketum DPP PAN itu menegaskan bahwa IDI harus segera menjelaskan pemecatan Dokter Terawan secara utuh. Termasuk juga memberikan kesempatan bagi yang bersangkutan untuk menjelaskan metodenya itu. Menurutnya, hal yang terjadi kepada dr Terawan merupakan tindakan yang tidak mencerminkan keadilan, dimana ada anak bangsa yang menemukan penemuan baru serta digunakan untuk kebaikan masyarakat, diperlakukan seperti ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di sisi lain, ia menyoroti bocornya surat dari MKEK IDI terkait pemecatan dr. Terawan. Seharusnya, surat itu bersifat rahasia yang ditujukan kepada IDI dan yang bersangkutan. "Tentu ini harus ditelusuri siapa yang menyebarkan surat itu. Karena ini cukup memberi dampak negatif pada nama baik dr. Terawan," tutup Taufik.
Diketahui, sempat beredar surat yang menyebutkan pemecatan kepada dr. Terawan dari keanggotaan IDI. Dalam surat IDI tertanggal 23 Maret 2018, dr Terawan yang telah lama menerapkan metode pengobatan Digital Substraction Angiography (DSA) atau yang ramai dikatakan sebagai 'cuci otak' dalam manangani pasien stroke ini dinyatakan dipecat sementara sejak 26 Februari 2018.
Pemecatan berlaku selama 1 tahun sebagai tindak lanjut atas putusan MKEK yang menyatakan dr Terawan melakukan pelanggaran berat.
Video 20Detik: Begini Cara Kerja 'Cuci Otak' dr Terawan
[Gambas:Video 20detik]
(ega/nwy)