Gesrek berkembang sejak dahulu di Kecamatan Pamulihan, Garut. Gesrek merupakan kesenian yang menonjolkan kekebalan tubuh yang berkaitan dengan kekuatan magis yang dimiliki oleh para pemainnya.
Setiap Gesrek ditampilkan, biasanya terdiri dari 10 orang pemain. Ada yang membawa golok, bambu runcing, hingga petasan yang dililitkan ke badan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seni Gesrek dimainkan dengan diiringi musik sunda dan puji-pujian. Pertunjukan biasanya berlangsung sekitar 30 menit. Setiap dimainkan, Gesrek selalu membuat penontonnya menjerit dan mengkrenyitkan dahi.
Semalam sebelum pertunjukan Gesrek, biasanya para pemain melakukan ritual yang dilakukan oleh sesepuh kesenian ini. Mereka dibekali kekuatan gaib sebelum memulai aksinya.
"Seperti (Seni) Gegel Jubleg dan Debus, seni Gesrek juga sangat erat kaitannya dengan kekuatan magis. Mereka (pemain) berbekal ilmu gaib," ungkap Warjita, salah seorang sejarawan Garut kepada detikcom di Pendopo Garut, Jalan Dewi Sartika, Garut Kota, Jumat (06/04/18).
Saat ini seni yang juga dikenal dengan nama Bubuang Pati (mempertaruhkan nyawa) ini sudah jarang dimainkan. Sebagian masyarakat di Perkotaan Garut mungkin hanya bisa menyaksikan Gesrek saat peringatan Hari Jadi Garut saja tiap tahunnya.
"Memang harus dilestarikan. Seni Gesrek merupakan seni yang unik dan salah satu unggulan bagi Garut," ujar Warjita.
(avi/avi)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini