Ketua DPR Minta Pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem Ditunda

Ketua DPR Minta Pemindahan Kedubes AS ke Yerusalem Ditunda

Niken Widya Yunita - detikNews
Kamis, 05 Apr 2018 20:11 WIB
Ketua DPR Bambang Soesatyo bertemu Dubes AS Joseph R Donovan. (Dok. DPR)
Jakarta - Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) bertemu dengan Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Joseph R Donovan. Bamsoet meminta pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem ditunda.

"Ini isu yang sangat sensitif dan bisa menjadi pukulan telak dalam hubungan Amerika dengan negara berpenduduk muslim lainnya. Saya harap rencana pemindahan kedutaan tersebut bisa ditunda, sehingga lingkungan global tetap stabil," ujar Bamsoet dalam keterangan tertulis, Kamis (5/4/2018).



Bamsoet mengatakan itu saat menerima Donovan di ruang kerja pimpinan DPR RI, Jakarta, hari ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hadir dalam pertemuan tersebut Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan Fahri Hamzah, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Satya Widya Yudha, anggota Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni, serta Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun.

Sedangkan Donovan didampingi Wakil Kepala Bagian Politik Urusan Politik Domestik Siriana Nair dan Press Attache Rakesh Surampudi.

Politisi Partai Golkar ini menegaskan komitmen Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina. Sebagai negara yang menganut politik luar negeri bebas aktif serta ikut andil dalam perdamaian dunia, Indonesia menolak penjajahan ataupun konflik kekerasan terhadap sebuah bangsa, termasuk Palestina.

"Sebagai sebuah bangsa dan negara, Indonesia punya kekuatan dan kepercayaan berbicara mewakili dunia Islam. Jika Amerika bisa merepresentasi kekuatan dunia Barat dan mampu membangun dialog secara baik dengan Indonesia, saya kira akan membawa banyak manfaat bagi dunia Islam dan perdamaian dunia," ujar Bamsoet.

Untuk memberikan kontribusi yang lebih besar lagi dalam mewujudkan dunia yang lebih damai dan berkeadilan, Bamsoet juga meminta dukungan Amerika terhadap pencalonan Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada 2019-2020. Bukan hanya terhadap Amerika, permintaan dukungan juga sudah dilakukan ke berbagai negara sahabat lain, khususnya yang memiliki pengaruh besar di PBB.

"Indonesia punya kekuatan dan kelebihan untuk menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Kita negara dengan penduduk muslim terbesar, sukses menyelenggarakan demokrasi, kondisi keamanan dan stabilitas politik dalam negeri terjaga dengan baik, pertumbuhan ekonomi juga semakin kuat," jelas Bamsoet.


Tak hanya membahas perdamaian dan kondisi politik dunia, dalam pertemuan tersebut juga dibahas peningkatan kerja sama ekonomi, perdagangan, dan sosial-budaya antara Indonesia dan Amerika.

"DPR mendukung berbagai kerja sama Indonesia dengan berbagai negara lain, termasuk Amerika, dengan prinsip berkeadilan dan saling menguntungkan. Tahun 2017, total perdagangan kita dengan Amerika mencapai USD 25,908 miliar. Ekspor tercatat USD 17,787 miliar, sedangkan impor USD 8,121 miliar. Kita surplus USD 9,666 miliar," ujar Bamsoet.

Surplus perdagangan pada Indonesia seiring dengan meningkatnya nilai investasi Amerika di Indonesia. Tahun 2016 jumlahnya tercatat USD 1,16 miliar, meningkat di 2017 menjadi USD 2 miliar. Bahkan, pada kunjungan Wakil Presiden Amerika, Michael Richard Pence ke Indonesia pada April 2017, Amerika berkomitmen meningkatkan investasinya menjadi USD 10 miliar. (nwy/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads