"Dari sudut saya karena ibu Sukmawati sudah memohon maaf, menyadari kekeliruannya karena tak kepahamannya tentang hakikat seperti azan dan sebagainya, akhlak Islam untuk memaafkannya," ujar Din di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (5/4/2018).
"Tanda -tanda orang bertakwa itu cenderung memberi maaf kepada orang lain. Manusia itu tempatnya kesalahan dan kelupaan. Maka saya mengimbau umat Islam untuk memberi maaf kepada ibu Sukmawati yang menyadari kesalahannya,' lanjut Din.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Din mengatakan, sebelum Sukmawati menggelar konferensi pers pada Rabu (4/4), putri Proklamator RI Sukarno itu meminta nasihat dan arahan dari Din terlebih dahulu. Bahkan Sukmawati juga membacakan kembali puisi 'Ibu Indonesia' di depan Din untuk dimintai tanggapan.
"Selasa (3/4) sore Ibu Sukmawati datang menemui saya diantar oleh ibu Halida Hatta dengan maksud mengungkapkan masalah yang sedang dihadapi. Pada pertemuan itu, Ibu Sukmawati meminta izin kepada saya untuk memperdengarkan, membaca lagi dan meminta tanggapan. Tanggapan saya waktu itu, sebagai karya sastra memang bersifat nisbi karena hasil cipta, rasa dan karsa manusia yang sering abstrak bermain dengan kata-kata," kata Din.
Setelah mendengar puisi 'Ibu Indonesia', Din menyampaikan kepada Sukmawati memang ada beberapa bait yang dapat menimbulkan polemik dan ketersinggungan di masyarakat. Hal yang dimaksud yakni komparasi azan dengan suara kidung yang ada di dalam puisi.
Baca juga: Alumni 212 Tetap Polisikan Sukmawati |
"Beliau agak tersentak dan agak kaget karena bahwa ibu Sukmawati tidak berniat sama sekali melecehkan, menghina umat Islam dan saya saksikan itu pernyataan yang tulus. Saya mendorongnya untuk meminta maaf," kata Din.
Sebelumnya, dalam permintaan maaf yang disampaikan kemarin, Sukmawati menjelaskan puisi 'Ibu Indonesia' yang dibuatnya tersebut murni karya sastra.
"Puisi 'Ibu Indonesia' yang saya bacakan adalah sesuai dengan tema cara pergelaran busana, yakni culture identity. Yang mana semata-mata pandangan saya sebagai seniman dan budayawati dan murni merupakan karya sastra Indonesia," ujar Sukmawati dalam konferensi pers di Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (4/4/2018).
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini