"Tadi saya langsung kontak ke Bendum KONI. Sekarang sebetulnya dananya sudah ada di tempatnya Pak Ratiyono tapi menunggu konfirmasi dari cabor dan memastikan by name by address kepada atlet yang tepat betul-betul nama dan rekeningnya terverifikasi. Kalau uangnya sih sudah ada, nggak ada masalah," kata Sandi di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (3/4/2018).
Sandi meminta ada kerja sama yang baik antara KONI Jaya dan Dispora. Tujuannya agar para atlet di Jakarta tidak merasa kecewa sehingga berpindah ke provinsi lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandi mengakui bayaran atlet DKI tidak tinggi. Namun Sandi menjamin atlet DKI bisa berkesempatan untuk lebih berprestasi di kancah internasional karena fasilitas olahraga di Jakarta merupakan yang terbaik.
"DKI mungkin tidak bisa memberikan yang terbaik dari segi jumlah bayaran atau fasilitas, tapi DKI akan membuka peluang mereka untuk bisa menjadi atlet yang lebih baik lagi. Karena mereka mendapatkan kesempatan bertanding lebih banyak, mereka punya kesempatan dikirim ke luar negeri lebih banyak, Asian Games juga di Jakarta," terang Sandi.
Sebelumnya, beberapa atlet memutuskan berpindah ke provinsi lain. Pemprov menganggarkan dana sebesar Rp 20 miliar dari APBD untuk pelaksanaan pelatda PON 2020. Tapi dana pelatda, baik untuk uang saku maupun pembinaan, belum cair, padahal pelatda sudah dimulai sejak Januari lalu.
Kepada Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta Ratiyono menyebut bisa jadi dana yang belum cair itu merupakan imbas dualisme KONI DKI Jakarta. Tanpa dana pembinaan, beberapa atlet berpindah ke daerah lain.
"Ada (atlet) yang pindah," kata Ratiyono saat dihubungi. (idn/haf)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini